Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Predator Seksual Mancanegara Mengincar

Kompas.com - 02/09/2016, 15:03 WIB

BATAM, KOMPAS — Para predator seksual dari sejumlah negara mengincar anak di bawah umur di Batam, Kepulauan Riau. Setiap pekan, banyak pelancong asing menjadi pengguna jasa prostitusi di Batam, sebagian mencari pekerja seks komersial di bawah umur.

Komisioner Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Kepulauan Riau Erry Syahrial mengatakan, pihaknya berkali-kali mendapat laporan eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur. Pelakunya tidak hanya penyuka sesama jenis. Para pelaku berasal dari sejumlah negara.

"Beberapa tahun lalu di Batam dihebohkan seorang warga Inggris yang mengeksploitasi secara seksual anak jalanan Batam," katanya, Kamis (1/9/2016), di Batam.

Hal yang memprihatinkan, lanjut Erry, sebagian korban predator seksual sesama jenis berubah menjadi pelaku. Mereka membentuk komunitas di beberapa tempat di Batam. Selain melakukan hubungan seksual sesama jenis di antara anggota komunitas, mereka juga menyediakan jasa prostitusi.

Sebuah kasus baru terungkap pada pekan ini.

"Tidak sengaja terungkap saat polisi menyelidiki laporan pengeroyokan oleh enam anak (laki-laki) di bawah umur," katanya.

Dalam pemeriksaan polisi diketahui, para anak laki-laki itu mengeroyok seorang pemuda berinisial Il (23) karena sakit hati. Salah seorang tersangka, Bs (13), menyatakan sudah setahun kerap berhubungan badan dengan Il.

Beberapa waktu lalu, Il mencoba menyentuh kemaluan Ad (13), teman Bs, saat mereka tengah mengonsumsi tuak. Hal itu membuat Bs dan Ad marah lalu mengajak temannya mengeroyok Il.

"Sampai sekarang, laporan ke polisi baru dari Il. Kami sedang berusaha mengadvokasi keluarga Bs dan Ad agar mau melaporkan eksploitasi seksual terhadap mereka," ujar Erry.

Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres BatamRempang-Galang (Barelang) Komisaris Memo Ardian mengatakan, anggotanya tengah melakukan penyelidikan di dunia maya. Sejumlah laman internet dan komunikasi via telepon seluler dipantau. Namun, dia menolak menjelaskan lebih lanjut karena khawatir penyelidikan terganggu. "Penyelidikan ini tidak mudah karena jaringannya tertutup sekali," ujarnya.

Kepolisian Daerah Jawa Barat juga melakukan patroli siber untuk memantau praktik prostitusi yang menggunakan sistem daring (online). Pasalnya, prostitusi yang ditawarkan melalui dunia maya semakin marak, bahkan menjadikan pelajar sebagai korban.

Selasa (30/8), Badan Reserse Kriminal Polri menangkap pelaku perdagangan anak terkait prostitusi. Pelaku mempunyai 99 anak untuk dijadikan korban prostitusi di Bogor.

Amati media sosial

Terkait hal itu, Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Ajun Komisaris Besar Polisi Diki Budiman mengatakan, pihaknya terus melakukan patroli siber untuk melacak prostitusi di dunia maya.

"Salah satunya mengamati media sosial. Akun-akun yang banyak menawarkan gambar perempuan dan terjadi penawaran akan dicurigai. Kami berkoordinasi dengan Bareskrim Polri terkait hal ini," ujarnya di Markas Polda Jabar, Bandung.

Kemarin, Polda Jabar juga mengekspose kasus prostitusi daring dan telah menetapkan dua tersangka berinisial MIR (25) dan NNU (25). Kedua tersangka menawarkan wanita yang dijadikan pekerja seks komersial melalui media sosial Twitter dengan akun Bandung Agency.

Praktik prostitusi yang dijalankan kedua tersangka telah berjalan satu tahun dan memiliki jaringan di kota-kota besar, antara lain Medan, Surabaya, Jakarta, Semarang, dan Malang.

"Ada 19 perempuan yang kami identifikasi selaku korban dan saksi untuk wilayah Bandung dan Jakarta saja. Tarifnya berkisar Rp 1,5 juta- Rp 8 juta. Tersangka mendapat komisi 30 persen dari setiap transaksi," ujarnya.

Diki mengatakan, calon pelanggan terlebih dahulu harus mendaftar sebagai anggota di akun Bandung Agency dengan membayar Rp 500.000. Selanjutnya tersangka akan mengirimkan foto-foto korban melalui aplikasi WhatsApp atau Blackberry Messenger.

Korban berumur 19-25 tahun dengan berbagai latar belakang pekerjaan, di antaranya karyawan, tenaga pemasaran (sales promotion girl), mahasiswa, dan tidak bekerja.

"Untuk yang mahasiswa, rata-rata mereka tidak tinggal bersama keluarga, melainkan indekos," ujar Diki. Dia mengatakan, peran keluarga sangat penting untuk menghindarkan korban dari praktik prostitusi.

Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek mengatakan, praktik prostitusi anak adalah kejahatan terhadap masa depan bangsa. Harapan generasi muda Indonesia yang unggul rentan terancam jika praktik itu terus dibiarkan.

"Saya tidak terima dengan kejadian itu. Tindakan itu merusak anak bangsa. Korban harus diberi perlindungan. Pelakunya harus mendapat hukuman setimpal," katanya di Bandung.

Sekretaris Jenderal Yayasan Cinta Anak Bangsa, organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan generasi muda, Muhammad Farhan, mengatakan, kasus kekerasan melalui internet dan media sosial rentan mengancam masa depan banyak anak muda Indonesia. Sebagai negara dengan pengguna internet dan media sosial yang tinggi, peluang munculnya kasus kekerasan seksual melalui media sosial sangat tinggi. (RAZ/CHE/TAM/FLO)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2016, di halaman 22 dengan judul "Predator Seksual Mancanegara Mengincar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com