Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Penembakan Misterius dan PR Polisi yang Belum Selesai

Kompas.com - 04/05/2016, 10:47 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Medio April 2016, warga Kota Magelang, Jawa Tengah, diresahkan dengan kabar penembakan yang diduga menggunakan senapan angin oleh orang tak dikenal. Setidaknya 12 perempuan dan satu laki-laki melapor ke polisi karena menjadi korban penembakan tersebut.

Kasus ini terungkap setelah seorang perawat RSUD Tidar Kota Magelang melapor ke Kepolisian Resor (Polres) Magelang Kota. Perawat itu mengaku telah merawat beberapa pasien diduga korban penembakan itu.

Tak berselang lama, satu per satu korban bermunculan memberanikan diri untuk melapor ke pihak berwajib. Meskipun mereka mengalami kejadian penembakan dalam kurun 6-20 April 2016 lalu.

Menurut keterangan sejumlah korban, penembakan terjadi di kawasan Pecinan atau di Jalan Pemuda Kota Magelang, pada sore hingga malam hari. Kejadian kemudian merambat ke Jalan Ikhlas dan Jalan Tidar yang letaknya hanya sekira 200-500 meter dari Pecinan.

Kawasan ini merupakan pusat perekonomian warga, banyak berdiri toko-toko, bank, pusat hiburan dan merupakan jalan searah penghubung Semarang-Magelang-Yogyakarta-Purworejo. Bahkan sekitar 300 meter sebelum Pecinan merupakan markas Polres Magelang Kota.

Trauma

Sebagian besar korban perempuan mengalami luka pada bagian pinggang dan kaki, sedangkan seorang laki-laki menderita luka di dada. Luka akibat tembakan gotri itu memang tergolong kecil, tidak menimbulkan pendarahan hebat, korban pun hanya mengalami rasa sakit beberapa saat dan membekas mirip bekas suntikan.

Bagi korban, luka tembakan tak seberapa, mereka lekas beraktivitas seperti sediakala. Hanya saja kejadian penembakan misterius itu sulit hilang dari ingatan mereka. Ada rasa trauma saat berada di tempat yang sama. Mereka khawatir kejadian tak terduga itu kembali terjadi pada dirinya maupun orang lain.

"Rasa sakitnya sih sudah hilang, tapi sekarang agak takut kalau jaga toko sampai malam. Kami memilih tutup toko lebih awal jam 20.00 WIB  dari biasanya pukul 21.00 WIB. Jalanan juga sepi dari orang berlalu-lalang atau kendaraan," kata Santi, salah satau korban penembakan di sebuah toko buah di Jalan Ikhlas.

(Baca juga: Pelaku Penembakan Misterius di Magelang Seorang Residivis)

Sepekan setelah kasus ini terungkap, Polres Magelang Kota belum juga menemukan titik terang siapa pelaku utama aksi penembakan misterius ini.

Kepala Polres Magelang Kota, AKBP Edi Purwanto, menyebut minimnya kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi serta korban yang terlambat melapor menjadi faktor kasus ini sulit terungkap.

Polres Magelang Kota, dibantu Kepolisian Daerah Jawa Tengah, telah membentuk tujuh tim khusus yang terdiri dari unsur Intel, Reskrim, Narkoba hingga Laboratorium Forensik, untuk mengungkap kasus ini.

Hasil penyelidikan sementara, polisi telah menetapkan seorang warga berninisal SS alias P, sebagai terduga pelaku penembakan misterius tersebut. Namun warga Kampung Rejosari, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, itu disebut-sebut melarikan diri saat hendak diringkus di rumahnya, Jumat (29/4/2016), sekitar pukul 02.00 WIB.

Polisi cukup berhati-hati bertindak dalam pengungkapan kasus yang sudah menyita perhatian nasional ini. Polisi tidak mau gegabah, terutama saat menetapkan SS alias P menjadi terduga pelaku.

Menurut Kepala Polda Jawa Tengah, Irjen Polisi Condro Kirono, setidaknya butuh dua alat bukti untuk menaikkan status terduga menjadi tersangka. Meskipun saat penggerebekan di rumah terduga, ditemukan senapan angin laras panjang dan proyektil.

"Sampai sekarang belum ada perkembangan yang mengarah ke pelaku utama. Belum ada (dua alat bukti) itu, sehingga SS masih terduga belum tersangka," tandas Condro, saat meninjau markas Polres Magelang Kota, Senin (2/5/2016).

Kriminal biasa atau terorisme?

Proses penyelidikan yang tak kunjung membuahkan hasil membuat publik semakin penasaran. Alhasil, opini dan justifikasi atas kasus ini pun bermunculan di media massa hingga media sosial.  

Beberapa pihak mengatakan jika kasus ini hanya tindak pidana biasa dan belum mengarah pada kejahatan terorisme. Kasus kriminalitas yang dapat ditangangi dengan penerapan pasal-pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Kriminolog dari Universitas Muhammadiyah Magelang, Agna Susila, sependapat dengan opini tersebut. Menurut dia, aksi penembakan diduga menggunakan senapan angin ini masih sebatas kejahatan yang mengarah pada tindak pidana penganiayaan dan mengganggu ketertiban umum.

"Ini tindak pidana biasa, hanya karena tindakan itu dilakukan secara berlanjut sehingga menimbulkan keresahan publik," kata Agna, dihubungi Kompas.com, Selasa (3/5/2016).

(Baca juga: Ini Ciri-ciri Pelaku Penembakan Misterius di Magelang Versi Korban)

Pemberitaan media massa, hingga perbincangan 'warung kopi' dan media sosial secara masif juga menjadi faktor yang menggiring masyarakat untuk menyimpulkan bahwa aksi penembakan ini seolah-olah menjadi kejahatan terorisme.

"Orang semestinya tidak boleh menjustifikasi (penembakan) ini sebagai teror. Untuk menentukan suatu kejahatan itu teror atau bukan perlu pembuktian dan proses hukum sampai ke meja hijau," tandas Agna.

Tangkap pelaku

Agna mengatakan, kasus terduga teroris Siyono di Klaten, Jawa Tengah, semestinya menjadi pelajaran polisi dalam menangangi kasus ini. Menurut dia, polisi, termasuk masyarakat, harus menerapkan asas praduga tak bersalah terhadap seseorang yang terindikasi terlibat dalam kejahatan tertentu.

(Baca juga: Ini Penyebab Polisi Sulit Ungkap Penembakan Misterius di Magelang)

Dosen Fakultas Hukum itu sendiri memandang, pelaku penembakan yang menyasar belasan perempuan itu merupakan orang yang memiliki keahlian menembak sehingga tepat sasaran mengenai korban.

Pelakunya pun diduga lebih dari satu orang mengingat lokasi penembakan di tempat-tempat keramaian. Polisi harus segera merampungkan pekerjaan rumahnya.

"Saya kira pelaku beraksi tidak sendiri, pelaku tidak sembarangan ini, dia punya keahlian tembak, mahir dan tepat sasaran. Namun yang terpenting pelaku harus ditangkap, baru akan diketahui motifnya," papar dia.

 

Kompas TV Polisi Masih Cari Bukti Lain Teror Penembakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com