Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit di Indonesia, Mereka Terpaksa Berobat ke Timor-Leste

Kompas.com - 14/04/2016, 07:51 WIB

Puskesmas di Lirang berstatus rawat jalan dan tidak memiliki dokter. Petugas kesehatan yang ada hanya empat perawat dan satu bidan. Tahun 2013 pernah ada satu dokter pegawai tidak tetap yang bertugas di Lirang. Setelah masa kontraknya selesai, ia pulang dan belum ada penggantinya.

Izhaak menuturkan, pihaknya tidak berani memberikan rujukan ke Dili. Mereka tidak mempunyai dasar hukum sebab sudah lintas negara. Namun, mereka juga tidak bisa melarang warga ke Dili. Warga hanya membawa surat pengantar dari kepala desa setempat. "Kami tidak mengeluarkan rujukan, tetapi kami sarankan yang terbaik untuk mereka. Bagaimanapun, nyawa manusia harus diselamatkan," kata Izhaak.

Berobat ke Timor-Leste merupakan pilihan terbaik warga Lirang. Jika memilih ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku atau Kupang, Nusa Tenggara Timur, diperlukan waktu perjalanan lebih lama dan ongkos yang lebih mahal. Lama pelayaran kapal perintis dari Lirang ke Kupang sekitar dua hari dan dari Lirang ke Ambon hampir satu minggu.

Irianti, Thomas, Rulan, serta beberapa warga Lirang mengatakan, kebaikan hati Pemerintah Timor-Leste semata-mata karena kemanusiaan. Tidak ada motif lain di luar itu. Terlebih lagi, ada kedekatan budaya dan hubungan keluarga antara Lirang dan Timor-Leste yang sudah terjalin sebelum Timor-Leste berpisah dari Indonesia. Di Pulau Lirang terdapat lebih kurang 1.300 jiwa.

J Mascarenhas (29), warga Dili, yang ditemui di Lirang, membenarkan hal itu. Pemerintah dan masyarakat Timor-Leste tidak mungkin menutup mata melihat kesulitan warga Lirang. "Keselamatan manusia di atas segalanya. Kalau ada pasien dari Lirang yang dibawa dengan perahu motor, kami jemput dan antar ke rumah sakit di Dili," ucapnya.

Namun, kondisi semacam itu tidak bisa dibiarkan berlangsung terus-menerus. Ini secuil bukti bahwa pembangunan wilayah perbatasan yang selama ini diklaim sebagai beranda negeri belum berseri.

Pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kesehatan, masih jauh dari harapan. Tak mau menyerah dengan penyakit, warga pun berjuang sendiri.

Sebelum meninggalkan Pulau Lirang, beberapa warga menitipkan salam hangat untuk Presiden Joko Widodo.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 April 2016, di halaman 1 dengan judul "Mereka Terpaksa Berobat ke Timor-Leste".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com