Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan Lupa, Napak Tilas Gempa Yogyakarta

Kompas.com - 09/04/2016, 17:08 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menuturkan peristiwa gempa pada 27 Mei 2006 lalu telah membuat 173.000 lebih rumah warga rusak dan sekitar 101.000 rusak parah.

Peristiwa itu tidak pernah akan ia lupakan. Dirinya masih ingat saat berkeliling ke desa-desa terdampak gempa. Saat berkeliling itu, Sri Sultan mengajak warganya untuk "gumregah" (bangkit) dan mengingatkan ajaran leluhur.

"Kelangan bondo podo karo ora kelangan opo-opo. Kelangan nyowo podo karo kelangan separo, kelangan harga diri lan martabat koyo ilang sak kabehane (Kehilangan harta benda itu sama saja tidak kehilangan, kehilangaan nyawa, kehilangan separuh. Tapi kalau kehilangan harga diri itu kehilangan semua)," kata Sultan.

Grumegah, lanjutnya, merupakan ajakan untuk bersama-sama bangkit dan bergotong-royong. Sebab meski ada bantuan, namun yang bisa menyelesaikan semua permasalahan dan kembali bangkit adalah diri pribadi.

"Saya masih ingat dunia international sampai mengakui bahwa pemulihan pasca gempa 2006 Yogya sangat cepat. Kuncinya adalah bergotong royong," tegasnya.

Namun demikian, gotong royong bagi beberapa orang asing yang belum pernah datang ke Yogyakarta dipandang sebagai pelanggaran HAM. Sebab, warga bersama-sama membangun tanpa dibayar walaupun rumahnya sendiri belum jadi.

"Kenapa tanpa upah ? Itu melanggar HAM, Negara lain itu sampai mengundang saya untuk memberikan penjelasan. Kalau yang sudah pernah ke Indonesia akan tahu apa itu gotong royong," ujarnya.

Usai mengunjungi Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta rombongan lantas menuju fenomena geologi sesar Lembangsongo desa Trimulyo, Imogiri Bantul lalu dilanjutkan ke Candi Barong dan Candi Kedulan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com