Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAUD Inklusi Cerdas, Guru Rela Mengajar Tanpa Dibayar

Kompas.com - 29/02/2016, 10:38 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


Ia mengaku terkadang tidak percaya, pihaknya ditemukan oleh banyak orang-orang baik sehingga PAUD-nya semakin berkembang dan menerima banyak anak terutama anak kebutuhan khusus.

"Bisa bayangkan jika saya harus membayar 29 guru dari mana saya saya dapat uang. Terus bagaimana dengan pendidikan anak-anak. Saya bersyukur sekali bertemu mereka," jelasnya sambil mengusap air mata.

Untuk meningkatkan kemampuan guru-gurunya ia sering melakukan diskusi dan mengikutkan gurunya untuk pelatihan pendidikan anak kebutuhan khusus dengan biaya pribadi. Ia juga mengaku tidak menerima bantuan apapun dari pihak pemerintah.

Namun, sekolahnya banyak mendapat kunjungan dari sekolah lain yang akan menerapkan sistem pendidikan inkulsi sebagai rujukan apalagi sejak Kabupaten Banyuwangi dinyatakan sebagai Kabupaten Inklusi dan Kabupaten Welas Asih pada 2014 lalu. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Kepada Kompas.com, Bu Pat menceritakan bahwa ia sering ditegur oleh wali murid yang tidak bisa menerima keberadaan anak kebutuhan khusus di sekolahannya.

"Katanya nakal suka dorong-dorong anaknya. Tapi saya kasih pemahaman sama mereka," ucapnya.

Ia pun pernah mempersilakan salah satu wali murid untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain. "Saya bilang aja kalau anak normal bisa gampang cari sekolah beda dengan mereka," katanya sambil mengusap kepala salah satu muridnya yang ada di kursi roda.

Sebelum belajar bersama dengan teman-temannya lainnya, anak kebutuhan khusus akan masuk dalam kelas transisi hingga dinyatakan siap masuk kelas.

Dia mengatakan, setiap anak lahir dengan keunikannya dan apapun keadaannya mereka berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

"Intinya adalah mengajarlah dengah hati. Ikhlas dan diniatkan karena ibadah," ujarnya.

Sementara itu Indah, salah satu wali murid kepada Kompas.com mengaku sengaja menyekolahkan anaknya di PAUD Cerdas agar anaknya bisa menerima perbedaan dan mengajarkan toleransi.

"Di sini sistemnya inklusi jadi anak normal dan kebutuhan khusus belajar jadi satu. Anak saya jadi paham kalau ada temannya beda dengan dia. Jadi dia lebih peduli," kata ibu dari Arsana tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com