Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Gafatar, Ratusan Warga Mempawah Datangi DPRD Kalbar

Kompas.com - 02/02/2016, 13:13 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Gelombang aksi penolakan terhadap keberadaan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kalimantan Barat masih terus berlanjut.

Hari ini, Selasa (2/2/2016), ratusan orang dari Kabupaten Mempawah mendatangi Kantor DPRD Kalimantan Barat.

Mereka datang menggunakan belasan kendaraan roda empat dan disambut sejumlah anggota DPRD dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.

Dalam aksi yang berlangsung tertib tersebut, pendemo menyampaikan pernyataan sikap yang mengatasnamakan masyarakat Kabupaten Mempawah. Pernyataan itu disambut dengan teriakan massa yang menggunakan ikat kepala berwarna putih dan membawa sejumlah spanduk.

Dalam pernyataan sikap tersebut, terdapat lima poin utama. Poin pertama menyatakan bahwa masyarakat tetap menolak Gafatar maupun perubahan dalam bentuk lainnya di Kalimantan Barat.

Masyarakat juga mendesak aparatur pemerintah daerah dan pusat dengan prioritas utama untuk mengusut dan menindak tegas aktor-aktor yang berupaya mengoyak-ngoyak persatuan dan kesarian Bangsa di Republik Indonesia.

"Meminta kepada aparatur pemerintahan dari semua lini untuk selektif, cerdas, dan berhati-hati dalam menerima dan menempatkan warga masyarakat yang datang di daerah Kalimantan Barat," kata orator itu.

Selanjutnya, DPRD juga diminta untuk mempertimbangkan secara arif dan bijaksana menyikapi program perpindahan penduduk yang dialokasikan di daerah Kalimantan Barat.

Terakhir, mendesak Negara untuk melakukan rehabilitasi terhadap masyarakat yang sudah terlanjur bergabung kepada paham yang dapat mengancam keutuhan berbangsa dan beragama.

Salah satu peserta demo, Mohlis Saka mengatakan, pemerintah pusat harus bertindak tegas dalam menyikapi dan sejalan dengan tindakan tegas Gubernur Kalimantan Barat.

"Fakta di lapangan, tidak ada yang teluka dalam peristiwa pembakaran barak Gafatar. Pemerintah pusat harus bertindak tegas," kata Mohlis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com