Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Dokter di Deli Serdang Dituding Hina Pasien Miskin

Kompas.com - 16/11/2015, 22:15 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Erwinsyah Piliang (39), warga Pasar 9, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, terbaring lemas di atas ranjang ruang Arrijal, Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan.

Ususnya yang baru saja dioperasi dan kemaluannya yang membengkak membuatnya tak berdaya untuk bangkit.

Saat ditemui Tribun Medan, Senin (16/11/2015), Erwinsyah tersenyum tipis. Badannya tetap telentang tanpa gerak.

Ia berupaya keras menggerakkan tubunya. Dengan perlahan, dia menyodorkan tangan untuk sekadar berjabat tangan.

Hari ini adalah hari ketujuh ia dirawat di rumah sakit pemerintah tersebut, setelah sebelumnya ia diduga menjadi korban malapraktik operasi usus buntu di RSU Citra Medika, Deli Serdang.

Dengan suara lirih dan serak dan ditemani istrinya, Erwinsyah menceritakan, dirinya mendapat perlakuan tidak patut saat dirawat di RSU Citra Medika.

Erwinsyah mengatakan, ia dibentak-bentak Paiman Manurung, pemilik rumah sakit itu.

Tak hanya dihina dan diselentik kemaluannya hingga bengkak sehingga dia kini kesulitan buang air kecil.

Dengan nada suara pelan Erwinsyah menuturkan, Paiman bahkan menganggap penyakit usus buntunya tak kunjung sembuh karena dirinya terlampau manja.

Ia kemudian dipaksa bangkit dan ditarik dari tempat tidur.

"Sakit kali rasanya. Kejam dia. Sangat kejam," ujar pria yang sehari-hari mencari nafkah sebagai penarik becak ini.

Karena tak mampu meneruskan, Erwin kemudian dibantu istrinya untuk menceritakan apa yang ia alami.

Istri Erwinsyah, Salmiah Harahap (38), mengatakan, saat itu, sang pemilik rumah sakit marah-marah dan mengatai suaminya sebagai orang miskin tak tahu diuntung.

"Dia (dokter) marah-marah. Dibilang sambil nunjuk-nunjuk suami saya dan saya, 'Jalan kau, jalan kau! Udah sembuhnya kau! Pasien kami banyak kayak gini, nggak ada kayak kau. Kau pun gak ada ketegasan," kata Salmiah.

"Kau manja-manjain suami kau. Memang dasar orang miskin gak tahu diuntungnya kalian. Berdiri kau! Berdiri kau'. Terus diselentiknya kemaluan suami saya sampai aduh-aduh suami saya," ujar Salmiah.

"Ditariknya kaki suami saya dari tempat tidur, diturunkannya, diseret suami saya. Terus dibilangnya," tambah Salmiah.

Perempuan itu melanjutkan, pemilik rumah sakit bahkan mengatakan dia dan suaminya sengaja memanfaatkan kemiskinan mereka untuk memeras rumah sakit.

"Sadarnya kalian orang miskin gak tahu diuntung? Kau manfaatkan kemiskinan kau untuk meras aku! Sanggup kau membayar 37 juta? Sanggup kau? Hah? Sanggup kau?" kata Salmiah menirukan perkataan dokter tersebut.

Salmiah mengatakan, dia kemudian mencoba menjelaskan bahwa mereka tak memiliki niat untuk memeras. Mereka datang ke rumah sakit hanya itu berobat.

Padahal, menurut Salmiah, penyakit usus buntu suaminya tak kunjung sembuh lantaran diduga pihak rumah sakit melakukan malapraktik saat mengoperasi suaminya.

"Bernanah terus. Pertama datang dioperasi, terus hari keempat pulang. Karena nggak sembuh juga, datang lagi, operasi lagi. Tapi makin parah. Terus datang lagi yang ketiga kali," ujarnya.

Dugaan malapraktik tersebut merujuk pada kebijakan dokter yang membuka jahitan operasi suaminya dan donor darah sebanyak tiga kantung tanpa seizin dan sepengetahuan dirinya dan keluarga.

"Pas operasi ketiga, mereka beri perangsang untuk buang air besar dari lubang pantat. Dibawa ke ruang operasi. Saya bilang tunggu abang ipar saya dulu. Lalu saya turun beli pulsa. Tiba-tiba pas saya kembali, udah ternganga jahitannya. Itu tanpa seizin saya," dia menjelaskan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com