Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pameran Kebudayaan Dunia Digelar di Candi Borobudur

Kompas.com - 12/10/2015, 16:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah Jerman bekerjasama dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB) dan UNESCO menggelar Pameran Kebudayaan Dunia di Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 12 Oktober-1 November 2015.

Pameran ini menyuguhkan beragam informasi tentang konservasi cagar budaya di berbagai negara di dunia. Jorg Kinnen, Kepala Kebudayaan dan Bagian Informasi Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia, menjelaskan pameran ini digelar sebagai bagian dari program pelestarian kebudayaan dari Pemerintah Jerman.

Setidaknya 13 proyek pelestarian kebudayaan dunia bisa disaksikan pengunjung sebelum masuk ke areal TWCB. "Beberapa di antaranya tentang restorasi Candi Borobudur di Indonesia, pelestarian naskah tulisan tangan kuno di Timbuktu, Mali, restorasi bazar kuno Erbil di Irak, lalu restorasi cagar budaya di Mali, Maroko, Brazil, Mongolia, Myanmar, Afrika hingga Palestina," urai Kinnen, usia peresmian pameran, Senin (12/10/2015) siang.

Pameran ini, lanjutnya, pada prinsipnya untuk memperlihatkan proyek-proyek yang berupaya melestarikan aset-aset kebudayaan dan bersejarah di sejumlah di seluruh dunia sekaligus menyoroti pelestarian warisan budaya Jerman di luar negeri.

"Pameran ini untuk memberikan gambaran warisan budaya yang tersebar di seluruh dunia agar dilindungi dan dilestarikan secara bersama-sama," ucap Kinnen.

Dia menambahkan, Pemerintah Jerman sudah melakukan program pelestarian kebudayaan dunia sejak tahun 1981 silam. Selain bertujuan agar situs-situs bersejarah dunia dapat dengan mudah diakses oleh para generasi muda.

Di Indonesia sendiri, Kinnen menilai masih banyak anak muda yang belum tertarik dengan upaya konservasi cagar budaya. Padahal populasi anak muda di Indonesia tergolong besar dibanding negara lainnya.

Kinnan menyebutkan, proyek konservasi di Indonesia untuk sementara baru dilaksanakan di Candi Borobudur. Setidaknya mereka telah menghabiskan 500.000 euro untuk proyek tersebut.

"Kami ingin menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi cagar budaya, terutama bagi generasi muda, agar mereka lebih menghargai penginggalan nenek moyang ini. Terlebih saat ini ada sekelompok orang yang cenderung ingin menghancurkan cagar budaya," tandas Kinnan.

Melalui program ini, pihaknya ingin memperkuat rasa identitas nasional pada negara mitra dan mendorong terciptanya dialog kebudayaan di antara para mitra. Langkah-langkah ini juga merupakan unsur dari pencegahan krisis dan mendukung adanya rekonstruksi terutama di daerah konflik.

Kinnan menambahkan, pihaknya tidak hanya menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, lingkungan dan sebagainya. Selain di Indoesia, kegiatan serupa juga dilaksanakan di China, Vietnam, Brazil dan India.

Kepala Pokja, Humas dan Perizinan Balai Konservasi Borobudur (BKB), Panggah Ardiansyah, menyambut baik gelaran pameran ini. Apalagi pameran digelar di Candi Borobudur. "Pameran Kebudayaan Dunia diharapkan memberikan informasi kepada pengunjung tentang berbagai upaya konservasi cagar budaya di berbagai dunia," ujar Panggah.

Panggah mengatakan, proyek kolaborasi antara Pemerintah Jerman dan Borobudur sudah berjalan sejak tahun 2011. Diawali dengan program penelitian dampak negatif dari abu vulkanis Gunung Merapi terhadap batu-batu Candi Borobudur. Lalu pelatihan dalam rangka meningkatkan kapastitas konservator BKB. "Kami juga bekerjasama untuk penyusunan beberapa program jangka panjang untuk peletarian Candi Borobudur," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com