Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat, Pemprov Jatim, Hizbul Wathon, mengakui bahwa rencana penutupan lokalisasi yang dihuni puluhan PSK tersebut sempat ditolak oleh warga setempat. Namun, pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena penutupan lokalisasi adalah domain pemerintah daerah.
"Kami hanya mengimbau pemerintah daerah lebih intensif melakukan pendekatan dan komunikasi yang baik. Lokalisasi Dolly yang kompleksitasnya tinggi saja bisa bisa ditutup," kata Hizbul, Selasa (15/9/2015).
Dia mengakui, karakter lokalisasi di Kelurahan Balungcangkring, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto itu lain dari komplek lokalisasi yang sudah di tutup di Jawa Timur. Informasi yang dihimpun, keberadaan komplek tersebut erat kaitannya dengan kelompok "orang kuat" di Kota Mojokerto.
"Meskipun kita punya dana untuk recovery, namun ujung tombak penutupan ada di pemerintah daerah," terangnya.
Pemprov Jatim sendiri menargetkan, tahun ini bebas dari lokalisasi. Juni lalu, Lokalisasi prostitusi Kedung Banteng di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, resmi ditutup.
Lokalisasi di Kota Mojokerto adalah lokalisasi terakhir yang hingga kini masih beroperasi di wilayah Jatim. Pada 2010, masih ada 47 titik lokalisasi di Jatim dengan total PSK lebih dari 7.000 orang. Kompleks lokalisasi terbesar yang berhasil ditutup pada 2014 adalah kompleks Dolly di Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.