Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rista, Tukang Ojek Pembawa Mangan yang Kini Jadi Kepala Desa

Kompas.com - 08/06/2015, 14:40 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

SOE, KOMPAS.com — Tak pernah terlintas dalam pikiran Rista Liunima (36) untuk kelak menjadi pemimpin di wilayahnya yakni Desa Supul, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Definisi pemimpin baginya ialah dilahirkan, bukan dibentuk melalui tempaan atau sengaja diciptakan. Sejak dilantik menjadi Kepala Desa Supul pada 25 Maret 2014 lalu, Rista, begitu ia biasa disapa sehari-hari, selalu bekerja bersama dengan semua komponen masyarakat, baik itu untuk sektor pembangunan maupun terkait pengelolaan anggaran yang ada pada alokasi dana desa dan sumber dana lainnya yang masuk ke desa.

Dengan metode kerja sebagai kepala desa yang selalu mengedepankan unsur keterbukaan dalam melakukan setiap aktivitas di kantor maupun di masyarakat, Rista pun makin dicintai warganya.

Sebelum menjadi kepala desa, Rista bekerja bersama sejumlah temannya mengangkut mangan dari desa mereka dengan mengunakan sepeda motor untuk dijual ke pengepul yang berada di perbatasan antara Kabupaten TTS dan Timor Tengah Utara (TTU).

Karena rutinitas Rista dan sejumlah temannya yang menarik perhatian banyak orang, warga menamakan mereka sebagai Ojek Bawa Mangan atau disingkat "Obama", yang mirip dengan nama Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Bedanya Obama yang satu ini adalah tukang ojek yang beralih profesi karena keuntungan yang didapat sangat menggiurkan, yakni bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah per harinya. Karena itu, tak tanggung-tanggung, jumlah anggota Obama saat itu mencapai 540 orang dan Rista pun didaulat menjadi Ketua Kelompok Obama.

Awal 
Rista Liunima yang saat ini statusnya masih bujang, ketika ditemui Kompas.com di Desa Supul, Minggu (7/6/2015), mengaku, lahirnya Obama sekitar tahun 2009 silam bermula ketika muncul perusahaan tambang mangan PT Soe Makmur Resources (SMR) yang beroperasi di desanya.

"Saat itu, perusahaan SMR membeli mangan dari warga sebagai pemilik lahan seharga Rp 500 per kilogram. Namun, karena masyarakat melihat harga tersebut sangat murah, mereka pun tidak mau bergantung pada perusahaan. Mereka lalu berusaha mencari pasaran dengan harga lebih tinggi," kata Rista.

Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh Rista dan teman-temannya, yang membentuk kelompok dan mulai mencari pasar yang lebih baik. Akhirnya, mereka berhasil mendapatkannya, yakni di perbatasan TTU dan TTS dengan harga Rp 1.500 per kilogram.

Kelompok Obama di bawah pimpinan Rista lalu memanfaatkan peluang bisnis tersebut sehingga mereka pun menawarkan kepada warga pemilik lahan mangan dengan harga per kilogram antara Rp 800 sampai Rp 1.000.

Semua mangan itu dimasukkan ke dalam karung dan diangkut dengan menggunakan sepeda motor menuju ke perbatasan TTU-TTS dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer. Untuk sekali angkut, setiap motornya membawa muatan mangan maksimal 200 kilogram dan itu dilakukan sehari berkisar antara empat sampai lima kali pengangkutan. Hasilnya, untuk satu hari, Obama mampu menjual mangan antara 800 kilogram sampai satu ton.

Dengan menekuni profesi baru sebagai Obama, tentu semua anggota kelompok tersebut mendapatkan keuntungan lumayan banyak. Dari hasil keuntungan itu, mereka bisa membeli motor lebih dari dua unit dan sebagian lain dipakai untuk membangun rumah.

Namun, usaha Obama yang digeluti Rista dan teman-temannya rupanya mengalami hambatan. Polisi di perbatasan TTU dan TTS menahan semua mangan yang dibawa karena berdasarkan aturan daerah setempat, tidak boleh membawa hasil tambang dari Kabupaten TTS ke Kabupaten TTU.

Sejumlah anggota Obama yang tidak puas dengan hal itu kemudian menggelar aksi unjuk rasa di perusahaan mangan PT SMR yang dituding sebagai pihak yang melaporkan ke polisi. Aksi unjuk rasa pun berbuntut dengan perusakan beberapa peralatan milik PT SMR sehingga akhirnya beberapa orang anggota Obama pun masuk penjara.

Dengan kejadian itu, Obama pun bubar pada tahun 2012. Jadi Kepala Desa Supul setelah tidak melakukan kegiatan sebagai Obama, Rista, yang adalah tamatan SMA Kristen Kupang tahun 1998 itu, lantas beralih profesi sebagai pengurus Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) tingkat Desa Supul dan jabatan sebagai fasilitator desa.

Selain itu, Rista pun aktif di kegiatan kerohanian sebagai Sekretaris Jemaat Gereja Pniel Supul. Rupanya dua kegiatan tersebut membuat Rista selalu dekat dan berbaur dengan masyarakat, apalagi bakat Rista yang pintar berbicara dan pandai berdiplomasi.

Ditambah pula saat pertemuan tingkat desa yang dihadiri oleh semua perangkat desa, dusun, RT, RW, tokoh adat, masyarakat dan pemuda, Rista pun tampil vokal dan terus memberi kritikan terhadap kebijakan pimpinan desa yang tidak pro-rakyat.

Kepercayaan masyarakat kepada Rista semakin kuat. Karena itu, pada saat penjaringan calon kepala desa pada pertengahan tahun 2013, ia pun diusulkan oleh warga satu dusun untuk ikut maju dalam pemilihan kepala desa, bahkan dari empat dusun di wilayah desa mereka, dua dusun pun mendukung penuh.

"Saya awalnya menolak pencalonan sebagai kepala desa karena terus terang saja, saya memang kelahiran Supul, tapi bukan warga asli Supul. Namun, karena semua orangtua dan tokoh masyarakat terus desak saya untuk maju, untuk tidak mengecewakan mereka, saya lalu maju dengan modal apa adanya. Saat sosialisasi sampai kampanye, saya hanya keluarkan uang Rp 75.000 saja karena memang saya tidak mau untuk kampanye," kata Rista.

Puncaknya, pada 23 Oktober 2013, ketika pemilihan kepala desa berlangsung yang diikuti oleh tiga orang calon dan 1.000 orang pemilih, Rista menang mutlak dengan mengantongi 357 suara lebih, sementara dua calon lainnya mendapat 202 suara dan 168 suara. Rista pun dipercayakan warga untuk memimpin Desa Supul dan secara resmi ia dilantik oleh Camat Kuatnana pada 25 Maret 2014.

Setelah terpilih menjadi kepala desa, Rista berharap kepercayaan masyarakat itu sebagai amanah buat dia untuk ke depannya bisa mewujudkan visi dan misinya, yakni membuat desanya menjadi aman sejahtera dan indah (ASI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com