Warga yang datang ke lokasi pabrik yang ada di Jalan Raya Boja–Kaliwungu dengan berjalan kaki dan membawa beberapa spanduk itu menuntut supaya pabrik itu ditutup. Pasalnya, limbah dari pengolahan ban tersebut telah mencemari udara dan air.
Menurut salah satu warga, Salam, limbah pembakaran ban menganggu dan kerap menimbulkan bau tidak sedap. Akibat bau tidak sedap itu, banyak warga yang mengeluh sakit pernafasan.
“Kami ingin pabrik segera ditutup. Sudah tujuh tahun lebih, sejak pabrik berdiri terjadi pencemaran udara dan pencemaran air,” kata Salam.
Sementara itu, Kepala Desa Meteseh Boja, Maola Bagus, mengatakan, keluhan warga sudah disampaikan ke pemerintah dan menunggu keputusan. Untuk itu, dia berharap kepada warga, supaya melakukan aksi dengan damai.
“Soal bau tidak sedap yang dikeluhkan warga ini sudah kami laporkan ke pemerintah dan polisi. Warga agar sabar,” kata Bagus.
Terkait tuntutan itu, salah satu perwakilan dari PT Citra Mas Mandiri yang menemui warga, Suwarno, mengaku bahwa pimpinan perusahaan sedang tidak ada di tempat. Ia berjanji, akan mempertemukan perwakilan warga dengan pimpinan perusahaan.
“Pimpinan sedang tidak ada di tempat. Kami akan mempertemukan warga secepatnya,” kata Suwarno.
Aksi yang berlangsung sekitar jam 9 pagi dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan TNI dan berakhir damai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.