Kondisi ini disampaikan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Sinun Petrus Manuk usai mengikuti upacara Hari Pendidikan Nasional, Sabtu (2/5/2015). Menurut Petrus, penyebab utama masalah ini adalah belum adanya jaringan listrik yang menjangkau beberapa sekolah khususnya yang berada di pelosok pedesaan.
Sehingga, kata Petrus, sangat sulit bagi pihaknya memberlakukan sistem KMB elektrik di seluruh sekolah di NTT karena berbagai masalah. Dari konstruksi bangunan sekolahnya saja, kata Petrus, banyak sekolah yang masih mengunakan kursi dan meja belajar yang terbuat dari bambu.
“Kita harus realistis bahwa sangat sulit untuk menyeragamkan metode KMB dengan menggunakan infokus untuk semua sekolah yang berada di NTT. Tetapi untuk sekolah yang berada di ibu kota kabupaten, dipastikan bisa diterapkan metode itu. Memang sudah banyak sekolah yang beralih ke infokus tapi masih banyak pula yang menggunakan kapur tulis,” ujar Petrus.
Petrus melanjutkan, untuk sekolah-sekolah yang masih menggunakan kapur tulis, pemerintah akan mendorong untuk segera beralih ke papan tulis putih dengan memakai spidol sebagai alat tulis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.