Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2015, 02:24 WIB

Sebelum Simulakra, karya tari yang pernah dibuatnya adalah Kidung Kunthi, Penumbra, Badui Bersembah, Joko Tingkir, Incarnation, Living Through The Dream, Night Meditation, Keringat, Srimpi Rubuh.

Seperti karya-karya sebelumnya, pada Simulakra koreografer Miroto juga mengangkat tema yang kontekstual dengan zamannya.

"Tema yang saya angkat, jauh tapi dekat, ada tapi tiada, yang kita alami bersama saat sedang membuka facebook. Ruang dan waktu bukan kendala untuk kita herhubungan. Hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Globalisasi ditandai dengan kemampatan ruang. Sebagai seniman saya mencoba berekspresi di antara film dan seni pertunjukan, koreografinya pun filmis. Miroto tdk di padang, tapi bisa mendirect dari sleman. Untuk Lora yang berada di padang saya harus menggunakan istilah-istilah sinematografi seperti close up, medium close up, in frame, out frame." Miroto menjelaskan.

Pesan yang hendak disampaikan menurut Miroto adalah dunia di antara yang nyata dan yang maya. "Kita pun dibuat bingung, mana yang nyata dan mana yang maya," ungkap Miroto.

Perjalanan panjang Miroto di dunia seni tari sangat terasa pada Simulakra. Nampak betapa kenyal dan liatnya bangun cerita maupun estetika yang dibangun melalui gerak dan unsur artistik lainnya.

Maklumlah, pengalamannya sebagai penari dan penata tari, Miroto pernah tampil dan memberi workshop di A.S., Belanda, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Australia, Jepang, dan Zimbabwe. Kecuali penghargaan dari Asian Cultural Council dan Ford Foundation, Miroto pernah menerima penghargaan tampil di festival tari internasional antara lain: American Dance Festival, Arts Summit Indonesia, Indonesian Dance Festival, menerima gelar penari putra-alus Yogyakarta terbaik (1996). Pentas kolaborasi pernah ia lakukan antara lain dengan Yin-Mei (AS), Nandhini Ninha (India), Garin Nugroho (Indonesia), dan Ong Keng Sen (Singapura).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com