Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Papua Selidiki Keterlibatan Aparat dalam Penyelundupan Labi-labi

Kompas.com - 10/02/2015, 05:58 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Kepolisian Daerah Papua sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan oknum aparat kepolisian ataupun petugas terkait lainnya menyusul terbongkarnya upaya penyelundupan kura-kura moncong babi atau carotachelys insclupta keluar dari Papua.

Dalam kurun waktu sebulan terakhir, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Papua, Bali dan DKI Jakarta berhasil menyelamatkan 8.860 ekor kura-kura moncong babi yang akan diselundupkan ke luar negeri.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Kombes Patrige Renwarin mengatakan, dari keterangan pihak Balai Konservasi SDA, hewan langka asal Papua tersebut tidak jelas pemiliknya, karena saat ditangkap hanya tertera daerah asal pengiriman, Timika, Papua.

“Tidak menutup kemungkinan ada oknum aparat ataupun pihak terkait yang membekingi penyelundupan hewan langka ini, sehingga dapat dikirim keluar Papua. Namun kami belum dapat memastikan karena informasi sangat minim dan perlu penyelidikan lebih lanjut,” jelas Patrige saat ditemui di Mapolda Papua, Senin (9/2/2015).

Patrige berharap ke depan ada upaya berkesinambungan dan sinergi dari seluruh instansi terkait guna mencegah penyelundupan hewan-hewan yang masuk kategori dilindungi.

8.860 kura-kura

Pada Minggu (8/2/2014) kemarin, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Papua melepas-liarkan 8.860 ekor kura-kura moncong babi di Rawa Baki, Kampung Waganu, Distrik Sirets, Kabupaten Asmat. Kura-kura moncong babi atau sering dinamai labi-labi ini berasal dari hasil sitaan BKSDA Kabupaten Mimika sebanyak 1.226 ekor, BKSDA Provinsi Bali sebanyak 5.284 ekor dan hasil sitaan BKSDA Provinsi DKI Jakarta sebanyak 2.350 ekor.

Hewan langka yang kini hanya dapat ditemui di Perairan Selatan Provinsi Papua merupakan salah satu hewan langka yang dilindungi pemerintah sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati. Tingginya harga jual membuat hewan langka ini kerap diselundupkan keluar Papua untuk selanjutnya dikirim keluar negeri, karena sebagian orang di Tiongkok mempercayai hewan langka ini berkhasiat sebagai obat kuat.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com