"Saya yakin masyarakat Jogja sendiri, atau saya sebagai bagian masyarakat Jogja tidak merasa dirugikan, sakit hati atau direndahkan hanya gara-gara diomelin gitu," tegas Butet Kartaredjasa saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/8/2014).
Dengan permintaan maaf kepada seluruh warga Yogyakarta lewat media beberapa waktu lalu, dinilai Butet, sudahlah cukup. Menurut dia, Florence sudah dihukum oleh masyarakat secara sosial.
Dengan dihujat oleh warga, Florence sudah dipermalukan secara publik. Itu menjadi sanksi sosial yang berat. Bahkan, secara terbuka Florence juga sudah minta maaf. "Ketika dibilang tolol, bangsat, saya tidak menjadi tolol hanya dengan diomelin. Kita tidak usah panik gara-gara gitu saja," tandasnya.
Menurut Butet, justru tindakan yang sedikit-sedikit menangkap itu yang jangan dibiarkan. Sebab jika dibiarkan, nanti orang-orang yang suka mengkritik bisa ikut juga diamaankan, itu jadi tidak adil. Padahal, orang yang suka mengkritik itu karena saking sayang dan cintanya, menginginkan apa yang dikritik menjadi jauh lebih baik.
"Saya mengkritik Polisi bukan karena benci, tapi karena saya saking cinta dan sayangnya. Saya ingin polisi menjadi baik karena itu perlu dikritik," kata Butet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.