Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Napi di Lapas Ini Disebut "Santri"

Kompas.com - 18/08/2014, 13:08 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


AMBARAWA, KOMPAS.com - Ada yang menggelitik saat peringatan HUT RI digelar di Lapas kelas II A Ambarawa, Minggu (18/8/2014). Pembawa acara memanggil para napi yang menghadiri acara tersebut dengan sebutan santri.

"Para santri Lapas Ambarawa yang berbahagia...," kata pembawa acara tersebut.

Tak hanya pembawa acara, Kepala Lapas, Dwi Agus Setyabudi, juga menyebut para napi dengan sebutan santri saat memberikan sambutan.

"...para tamu undangan baik sipil maupun militer pejabat struktural Lapas Ambarawa, serta para santri yang saya banggakan," kata Dwi.

Ternyata, sejak setahun terakhir, Lapas Ambarawa telah ditetapkan oleh Kemenkum dan HAM sebagai Lapas percontohan yang menerapkan 'kurikulum' pondok pesantren. Dwi mengatakan, nuansa ibadah sangat kental di Lapas ini.

"Waktu ada tabligh akbar oleh Kakanwil sudah dicanangkan Lapas Ambarawa sebagai lapas percontohan untuk jadi pondok pesantren. Jadi nuansa ibadah itu sudah mulai subuh sampai isya," kata Dwi.

Menurut Dwi, ide penerapan standar pondok pesantren dalam pembinaan para napi berawal dari kekhawatirannya terhadap kondisi fisik lapas ambarawa.

"Tidak ada steril area, pos atas, brangkan, tembok keliling luar. Untuk menekan dari segi security sebenarnya kalau niat mau kabur, gampang. Tapi sekarang kita sudah ubah mindset-nya. Di sini saya ubah seperti ponpes," ujar Dwi.

Konsep pesantren dalam pembinaan para napi di Lapas Ambarawa, tambahnya, mendapatkan tanggapan yang baik dari banyak kalangan. Terbukti banyak lembaga atau perorangan yang membantu kegiatan itu.

"Untuk ustaznya ada dari tokoh masyarakat, kemenag dan saya sendiri. Ada juga bantuan dari Baziz," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com