Pengurus Komunitas Rasa Dharma, Harjanto Halim, mengatakan, Gus Dur layak diberi penghargaan tersebut lantaran amal baktinya tanpa lelah membela dan memperjuangkan hak-hak kaum minoritas.
Sinci atau yang disebut papan penghargaan akan diberikan kepada Gus Dur disertai dengan pemberian gelar "Bapak Tionghoa Indonesia" dan "Guru Bangsa Pendukung Minoritas". Sinci diberikan dalam rangkaian sembahyang King Hoo Ping yang merupakan tradisi penghormatan dan bakti kepada orang-orang yang telah meninggal, Minggu (24/8/2014) mendatang.
“Papan penghargaan atau sinci itu akan kami letakkan di altar utama gedung perkumpulan Boen Hian Tong. Penghormatan ini merupakan penghormatan dan bakti kepada arwah leluhur dan arwah umum di bulan ketujuh atau Jit Gwee,” ujar Harjanto Halim, Selasa (12/8/2014).
Penghargaan untuk tokoh nasional yang wafat pada 30 Desember 2009 itu adalah wujud bakti dan penghormatan dalam tradisi Tionghoa kepada orang yang dianggap bijak, berjasa, atau mempunyai konsep besar. Menurut Harjanto, bagi warga Tionghoa, Gus Dur telah berjuang menumbuhkembangkan pluralisme di Indonesia.
Upacara King Hoo Ping akan dimulai dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu rohani dan mendengarkan makna upacara King Hoo Ping.
“Upacara ini nanti biasanya dihadiri tokoh pemuka lintas agama. Bahkan, Ibu Shinta Nuriyah (Istri Gus Dur) beserta anggota keluarga Gus Dur yang lain akan hadir,” papar pimpinan Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.