Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran King's Bandung, Kerugian Ditaksir Puluhan Miliar Rupiah

Kompas.com - 25/06/2014, 06:40 WIB

Lagi-lagi soal minim hidran

Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung Hikmat Ginanjar menuturkan, pihaknya sempat mengalami kesulitan. "Pertama, kejadian ini malam. Akses kami untuk masuk susah. Gerbang dan pintu masuk di mana-mana dan terkunci," katanya kepada wartawan.

Petugas pemadam kebakaran akhirnya bisa masuk dari samping. Mereka mencoba memadamkan api dengan cara merayap. "Namun ternyata, upaya itu tidak mungkin dilakukan. Api di dalam sudah panas, (suhunya) sekitar 350 derajat," ujar Hikmat.

Banyaknya material yang mudah terbakar membuat api semakin berkobar. Terlebih lagi di basement dan lantai dasar banyak terdapat kain serta plastik. Untuk menjinakkan api, Dinas Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Kota Bandung mengerahkan 18 mobil pemadam kebakaran.

Bantuan juga datang dari Kota Cimahi sebanyak tiga mobil pemadam kebakaran, Kabupaten Bandung lima mobil, Kabupaten Bandung Barat dua mobil, Provinsi Jawa Barat dua mobil, dan dari Bandara Husein Sastranegara sebanyak satu mobil.

Sumber air yang dipakai untuk upaya pemadaman ini, sebut Hikmat, berasal dari satu hidran yang berfungsi di dekat lokasi gedung. "Kami kemudian mengambil dari Sungai Cikapundung dan hidran di Jalan Supratman," tuturnya.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtawening Kota Bandung Pian Sopian mengakui bahwa pihaknya belum bisa secara optimal membantu Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung menyuplai air untuk memadamkan api yang melalap pusat perbelanjaan King's di Jalan Kapatihan.

"Kami prihatin dengan kasus kebakaran King's. Ini jadi bahan evaluasi. Tetapi mohon dipahami, kami akui belum maksimal mengisi air hidran karena keterbatasan air," ujar Pian di Balaikota, Selasa. Pian mengatakan, di Kota Bandung, hanya ada dua hidran yang memiliki ketersediaan air selama 24 jam dan bisa dimanfaatkan mobil pemadam kebakaran, yaitu di Jalan Supratman dan Dago.

"Kebakaran di Kapatihan lebih efektif menggunakan air Sungai Cikapundung karena lokasinya berdekatan," ujar Pian. Dia berjanji akan terus meningkatkan durasi pelayanan agar pasokan air bisa 24 jam di dalam pipa, kemudian mengusahakan pemasangan hidran di sejumlah titik rawan. "Di sekitar lokasi kebakaran ada hidran lebih dari 10 unit. Akan tetapi, airnya lagi digilir, jadi tak berfungsi," ujarnya.

Kebakaran di Kopo

Saat kebakaran di Kapatihan masih berlangsung, terjadi pula kebakaran di tempat lain. Si jago merah meludeskan puluhan bedeng di lokasi proyek pembangunan RS Santosa, Jalan Raya Kopo, Kota Bandung, sekitar pukul 16.00. Selain bedeng, dua rumah di belakang lokasi proyek ikut terkena api.

Asep Ramlan (52), salah seorang pekerja proyek, mengatakan, ada sekitar 30 bedeng yang terbakar. Asep kurang mengetahui penyebab kebakaran tersebut. Namun, dia memastikan bahwa kebakaran bukan berasal dari gas atau peralatan lain yang memicu kebakaran.

"Di dalam bedeng tidak ada alat-alat memasak. Kalau listrik, ada. Soalnya ada lampu. Saya belum tahu karena waktu kejadian sedang bekerja di proyek," ujar Asep di lokasi kejadian, Selasa. Kebakaran terjadi saat semua pekerja masih beraktivitas di gedung proyek. Api begitu saja membesar dan membubung tinggi. Kobaran api dengan cepat membesar lantaran api bertiup kencang.

"Barang-barang di dalam bedeng ludes terbakar. Soalnya bahan bangunan hanya berupa kayu dan tripleks. Jadi, mudah terbakar," katanya. Lokasi kebakaran yang berada di Jalan Raya Kopo menimbulkan arus kemacetan panjang.

Kondisi itu membuat sejumlah mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Bandung dan Cimahi baru bisa menjangkau lokasi sekitar pukul 17.00 WIB. Angin kencang yang membuat api membesar cukup menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman. Namun, sekitar pukul 18.00, api mulai padam.

(tis/cr1/tsm/wij/Sugiyarto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com