Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mohan, Bocah yang Selamat dari Leukemia...

Kompas.com - 12/02/2014, 09:43 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Walaupun sudah dinyatakan sehat, Nurul mengaku tetap menjaga kesehatan anaknya. Ia sudah mengajarkan kepada Mohan agar tidak jajan sembarangan, terutama membeli makanan yang mengandung msgm(monosodium glutamat).

Mohan pun diharapkan tidak terkena panas matahari antara jam 11 sampai 12 siang hari karena akan membuat dia kelelahan. Bocah ini juga harus menggunakan masker jika keluar terutama di tempat umum.

"Memang sesekali ia merengek buat jajan, tapi lama-lama dia ngerti karena itu buat kesehatannya sendiri," jelasnya.

Relawan
Kini, Mohan dan ibunya memilih jadi relawan. Sejak tahun 2012, setelah anaknya dinyatakan sehat, Nurul Qomariah memilih menjadi relawan mendampingi keluarga yang anaknya menderita kanker, terutama yang menjadi suspect kelainan darah.

"Pengalaman selama menemani anak sendiri ingin saya bagi kepada orang lain. Terutama membantu mereka yang sebagian besar berasal dari kalangan menengah ke bawah seperti mengurus surat keterangan miskin," jelasnya.

Nurul bercerita, salah satu pasien dampingannya yang paling berkesan bernama Galuh yang meninggal dunia di Surabaya.

"Dia telat ditangani karena saya kesulitan saat mengurusi surat keterangan miskin, sampai saya minta bantuan salah satu anggota dewan. Setelah surat keterangan miskin saya bawa ke Surabaya, almarhum Galuh meninggal dunia. Semuanya dikembalikan ke Tuhan, kan yang ngatur semuanya Tuhan," tuturnya.

Nurul tidak sendirian, ia juga sering mengajak Mohan mengunjungi keluarga pasien. "Berbicara dengan keluarga pasien bagian saya, kalau anaknya biasanya main-main sama Mohan," ungkapnya.

Sampai hari ini, sudah lebih dari 30 anak yang Nurul Qomariyah dampingi, mulai pasien usia 3 tahun sampai 14 tahun.

"Walaupun tidak semuanya sehat seperti Mohan bahkan ada yang meninggal, tapi paling tidak saya sudah melakukan sesuatu untuk mereka," cetus perempuan yang saat ini menjadi Ketua Paguyuban Kanker Anak Jawa Timur cabang Banyuwangi sambil menunjukkan foto para pasien dampingannya yang ia simpan di dalam buku besar.

"Saya selalu sering berpesan kepada ibu-ibu jangan terlalu sering memberikan makanan makanan instan serta snack yang banyak mengandung penguat rasa dan MSG karena itu menjadi pemicu. Pengalaman saya jangan pernah diulang lagi, karena dulu saya terlalu sering memberikan makanan siap saji kepada anak saya dengan alasan praktis dan anak suka," jelasnya.

Nurul juga berharap ada kemudahan terutama saat mengurusi surat keringanan biaya. "Semoga saja ada kebijakan khusus untuk anak penderita kanker agar tidak ada lagi pasien yang meninggal karena telat penanganan disebabkan masalah birokrasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com