Kemacetan parah membuat sopir angkutan kota (angkot) menaikkan tarif hampir seratus persen. "Biasanya dalam sehari kami bisa lebih dari 10 kali bolak-balik, tapi sekarang maksimal cuma tiga kali," ujar Rusman, sopir angkot rute Paal Dua-Pusat Kota, Senin (20/1/2014).
Jika biasanya tarif angkot sekali jalan untuk dalam kota Rp 3.000 per orang, maka saat ini sopir menaikkan tarif menjadi Rp 5.000. Meskipun demikian, seperti yang disaksikan Kompas.com, Rusman dan para sopir lainnya tidak memberlakukan tarif tersebut bagi warga korban banjir dan pelajar.
"Kalau pelajar dan korban banjir bayar normal. Tidak tega saya, walau kami sebenarnya rugi. Macet membuat bensin kami lebih banyak terpakai," ujarnya.
Jalur yang mengalami macet parah, selain di Paal Dua-Pasar 45, juga terpantau di sepanjang Jalan Sam Ratulangi, wilayah Tikala dan Banjer, wilayah Perkamil, serta di Sario. Kemacetan sudah terlihat sejak tiga hari pascabanjir menerjang Manado.
Sebagian warga Manado juga menyebut bahwa kemacetan tersebut diperparah dengan semakin banyaknya warga yang meminta sumbangan di tengah jalan. Sambil membawa kotak kardus, mereka menyapa setiap pengendara yang lewat.
Banjir bandang menerjang Manado pada Rabu (15/1/2014). Ribuan rumah rusak, ratusan lainnya hanyut terbawa air, sementara enam warga ditemukan tewas. Pemerintah Kota Manado menetapkan status darurat bencana selama 14 hari hingga tanggal 29 Januari 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.