Hampir tiap sore hingga malam hari, ruas jalan tersebut menjadi langganan macet hingga kiloan meter. Sebagai bentuk protes, warga setempat membuat palang dengan tulisan "Nikmati Jalan Berlubang, Walau Tak Senikmat Lubang berjalan".
Sindiran yang ditujukan pada pemerintah tersebut tak elak membuat pengguna jalan yang kadang terjebak macet, mengurai senyum. Wawan, warga yang rumahnya tepat di pinggir jalan rusak itu, mengatakan, air juga menggenangi jalan. Menurutnya, kecelakaan kerap terjadi di jalan itu.
"Di sini kecelakaan sering terjadi, terutama sepeda motor karena menghindari lubang, apalagi kalau malam dan turun hujan," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2014).
Saat hujan turun dengan intensitas tinggi, katanya, warga setempat sampai harus memandu para pengendara agar tidak terjerembab ke dalam lubang yang bisa menyebabkan pengendara motor jatuh.
"Daripada memakan korban, kita terpaksa memandu para pengendara agar tidak celaka," ujarnya.
Warga berharap pengerjaan jalur trans Sulawesi ini bisa segera dilakukan agar tidak menggangu pengguna jalan, terutama para warga yang tiap harinya menggunakan jalan ini. Sekadar diketahui, sebelum jalanan ini dijadikan dua jalur, setiap sore hingga malam kerap terjadi kemacetan panjang hingga 3 Kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.