Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bra dan Celana Dalam Digantungi di Kantor Kejati Maluku

Kompas.com - 03/10/2013, 14:56 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Sejumlah elemen organisasi antikorupsi yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (Germakor) Kota Tual Maluku, Kamis (3/10/2013) berunjuk rasa di Kantor Kejaksaan Tinggi Maluku.  Massa pendemo melempari kantor tersebut dengan telur busuk dan tomat.

Para pendemo juga memasang pakaian dalam wanita tepat di depan gerbang masuk gedung. Bahkan, tak hanya itu, para pendemo laki-laki juga berpakian layaknya perempuan.

Semua aksi itu dilakukan sebagai bentuk kemarahan dan kekecewaan atas kasus dugaan korupsi dana asuransi DPRD Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) tahun 1999-2004 yang menyeret Wali Kota Tual, M.M Tamher dan Wakil Wali Kota Tual, Adam Rahayaan, yang tidak ditindaklanjuti.

Saat itu, M.M Tamher menjabat Ketua DPRD Malra dan Adam menjabat Wakil Ketua. “Kami minta keduanya ditahan sekarang juga. Hukum harus ditegakkan, dari 35 anggota DPRD yang terlibat saat itu, semuanya telah menjalani proses hukuman kenapa Wali Kota dan Wakil Wali Kota belum juga diproses,” teriak AD Koljaan salah satu koordinator aksi.

Para pendemo menuding, lambannya proses hukum terhadap kedua penguasa di Tual ini lantaran Kejati Maluku tidak serius dan terkesan melindungi M.M Tamher dan Adam.

”Keduanya telah berstatus tersangka lima tahun lalu, mengapa hingga kini mereka masih juga dibiarkan bebas.” kata salah seorang pendemo lainnya.

Pendemo pun mempertanyakan kinerja Kejati Maluku yang terindikasi menyimpang dan mencari keuntungan dari kasus tersebut. ”Kami mau tanya kepada Kejati Maluku, mengapa ada pejabat Kejati yang meminta uang dari tersangka? Ada apa ini?,” teriak pendemo lainnya lagi.

“Kami minta demi keadilan keduanya harus segera ditahan. Dan kami tegaskan Kejati jangan coba-coba melindungi dan mencari untung dari kasus ini,” masih kata pendemo yang sama dengan berteriak.

Para pendemo sengaja membawa pakian dalam wanita untuk dipasang di kantor tersebut sebagai bentuk kritik atas kinerja Kejati Maluku yang sangat buruk. ”Mereka kalau sama perempuan sangat berani tapi kalau sama koruptor sangat penakut,” kata salah satu peserta aksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com