Menurut Said, KPU Jawa Timur masih banyak membebankan tugas yang harus dikerjakan kepada masyarakat. Said mencontohkan banyaknya warga yang bingung saat hendak mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS), khususnya yang tidak surat undangan.
"Warga masih disuruh membawa KTP dan kartu keluarga (KK) ke tempat pemungutan suara. Cara itu tidak mudah dilakukan jika dalam satu keluarga ada 11 orang, maka keluarga itu akan direpotkan untuk membawa KK ke TPS," ungkap Said.
Melihat kondisi itu kata Said, profesionalisme dan integritas KPU dalam menyelenggarakan Pilgub Jawa Timur dipertanyakan. Kinerja KPU Jawa Timur menuai kekecewaan, tidak hanya dari dirinya sendiri, tetapi dari calon-calon lainnya.
Selain itu lanjut Said, KPU Jatim terlalu memberi beban kepada KPU di daerah. Seperti yang terjadi di Sumenep terutama pendistribusian logistik pilgub ke kepulauan yang amburadul. Seharusnya logistik itu tidak dikirim ke KPU Sumenep, tetapi langsung menuju kepulauan. Sehingga KPU Sumenep tidak kebingungan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.