"Permintaan dari kepolisian agar para calon maupun tim sukses menertibkan atribut kampanye yang menutupi atau menghalangi rambu-rambu lalu lintas. Tolong ya Bapak-bapak, ini supaya yang mudik tidak bingung arah," kata Rowikarim, Kamis (25/7/2013) malam, di sela rapat pleno pengundian nomor urut calon.
Selain kepada para calon bupati, imbauan serupa juga disampaikan secara terbuka kepada Satpol PP Garut.
"Kepada kawan-kawan Satpol ini agar menjadi perhatian, spanduk-spanduk di dekat lampu TL atau di pinggir jalan yang sekiranya menghalangi rambu penunjuk arah, tolong ditertibkan," tambahnya.
Banyaknya calon yang berlaga dalam Pilkada Garut, yakni 10 pasang calon, membuat ruang publik menjadi "hutan" baliho, tak terkecuali di sejumlah titik strategis seperti di dekat lampu-lampu lalu lintas.
Selain baliho atau spanduk para calon bupati, ada pula alat peraga kampanye dari para calon legislatif kabupaten, provinsi maupun pusat, yang memperburuk pemandangan kota.
Dari pantauan Kompas.com, "hutan" baliho yang paling mencolok terlihat di bundaran Tarogong, bundaran simpang lima dan simpang tiga Otista-Cipanas. Bahkan, di titik terakhir ini, baliho-baliho besar menutup hampir separuh muka kantor BPMPD Garut sehingga banyak tamu yang tersesat karena papan nama kantor praktis tak terlihat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.