Salin Artikel

Saat Polisi, TNI, dan Warga di NTT Berenang Sambil Pikul Kotak Suara Melintasi Sungai...

Kepala Unit Provos Kepolisian Sektor (Polsek) Waingapu Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Markias Lado, misalnya, menjadi salah satu anggota yang harus menghadapi medan sulit saat mengawal kotak suara ke tempat pemungutan suara (TPS) 4 Desa Kiritana, Kecamatan Kambera, Selasa (13//2024).

Mereka harus menghadapi sungai sebagai rintangan utama agar kotak suara dapat sampai ke TPS.

Bahkan personel kepolisian, anggota Babinsa, dan warga harus berenang memikul kotak suara untuk melintasi sungai yang sedang banjir.

Kapolsek Waingapu Kota, Inspektur Polisi Dua (Ipda) I Ketut Muriadi, mengatakan, polisi, TNI, dan warga harus berenang menyeberangi sungai lantaran tidak ada jalur alternatif lain.

"Anggota kami dan Babinsa harus membawa kotak suara menyeberangi sungai karena akses untuk sampai ke TPS tersebut hanya dengan cara menyeberangi sungai," ungkap Ketut, kepada Kompas.com, Rabu (14/2/2024).

Tantangan distribusi logistik Pemilu 2024

Menurutnya, tantangan tidak hanya datang dari sungai, namun juga dari cuaca yang kerap kurang bersahabat, terutama di musim hujan.

Faktor alam ini lanjut dia, menjadi hambatan tersendiri yang harus dihadapi oleh petugas kawal dan pengamanan TPS dalam pergeseran kotak suara.

"Saat ini baru saja selesai hujan, pasti sedikit lagi akan terjadi banjir, dan pasti sudah tidak bisa lewat lagi," kata Ketut.

Meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan, semangat dan dedikasi personel Polres Sumba Timur bersama dengan elemen masyarakat tetap menjadi pendorong utama dalam menjaga kelancaran proses pemilu di wilayah yang sulit dijangkau ini.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sebanyak 372 tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah itu sulit dijangkau.

Informasi itu disampaikan Ketua Bawaslu Provinsi NTT, Nonato Da Purificacao Sarmento, saat membuka kegiatan media gatering pengawasan persiapan tahapan pemungutan dan penghitungan suara pemilihan umum 2024, di Kota Kupang, Senin (12/2/2024).

"Dari 372 TPS itu, paling banyak yang sulit dijangkau di Kabupaten Sumba Timur yakni 55 TPS," kata Nonato, yang didampingi tiga komisioner Bawaslu NTT lainnya, Magdalena Yuanita Wake, Melpi Minalria Marpaung dan James Welem Ratu.

Menurut Nonato, puluhan TPS itu sulit diakses karena infrastruktur yang tersedia rusak, bahkan belum ada.

"Kita sendiri tahu bahwa di Sumba Timur itu bahkan kuda lah yang membuat jalan baru di punggung-punggung bukit," kata Nonato.

Meski begitu, petugas tetap berupaya menjangkaunya untuk mengawasi proses pemilihan umum. 

https://regional.kompas.com/read/2024/02/14/075601378/saat-polisi-tni-dan-warga-di-ntt-berenang-sambil-pikul-kotak-suara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke