Salin Artikel

Menyusuri Jalan Tikus yang Dilewati Lukas Enembe ke Papua Nugini...

Enembe yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Papua melewati jalan tikus atau jalan setapak di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

Jurnalis Kompas.com Achmad Nasrudin Yahya berkesempatan menyusuri jalan tikus tersebut bersama rombongan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dan pengelola Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Jumat (17/11/2023).

"Ini jalan yang pernah dilewati Lukas Enembe (saat pergi ke Papua Nugini secara ilegal)," kata Kepala PLBN Skouw Mathilda Pusung.

Jalan tikus yang dilewati Enembe tak jauh dari Kantor PLBN Skouw.

Jaraknya sekitar 100 meter dari gerbang utama PLBN Skouw, atau sekitar 20 meter dari Pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini.

Kendati disebut jalan tikus, jalan ini nyatanya cukup lebar. Lebarnya sekitar tiga meter dan bisa dilewati mobil.

Jalan tikus ini tak diaspal. Permukaan jalan tersebut hanyalah batu yang disusun berjejer dan tanah yang ditumbuhi rumput liar.

Sisi kanan kiri di sepanjang jalan didominasi semak belukar. Ada juga gubuk yang berdiri di tepi jalan. Gubuk itu merupakan pos penjagaan.

Di depan pos tersebut, terdapat sebuah portal berpelat baja. Portal sengaja dipasang sebagai penanda bahwa jalan tikus itu sudah ditutup.

Portal tersebut hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari Kampung Wutung, Papua Nugini.

Tujuannya tak lain untuk menutup akses para pelintas yang keluar masuk dua negara secara ilegal.

Selain itu, jalan ditutup untuk menutup ruang gerak para pengedar ganja dari Papua Nugini yang masuk ke Indonesia melalui Kampung Mosso.

Meski demikian, nyatanya rantai peredaran narkoba belum benar-benar terputus.

"Kemarin Oktober saja petugas menangkap (pengedar ganja) dua kali," ujar Mathilda.

Diteriaki anak pemimpin adat

PLBN Skouw sebenarnya tak asal menutup jalan tikus ini secara sepihak.

PLBN Skouw bersama TNI-Polri telah bersepakat dengan ondoafi, sebutan bagi pemimpin adat, untuk menutup jalan tikus itu.

Namun, nyatanya penutupan jalan tikus belum bisa diterima sejumlah pihak. Salah satunya anak ondoafi.

Saat rombongan BNPP menyusuri jalan tikus, tiba-tiba seorang pria datang menggunakan motor.

Pria tersebut marah-marah dan meneriaki rombongan BNPP dengan bahasa Papua Nugini. Pria itu tampak emosi. Dia menunjuk Mathilda yang menghampirinya perlahan.

"No, no, no problem," kata Mathilda menenangkan pria tersebut.

Setelah puas meneriaki rombongan, pria yang mengenakan kaus putih itu langsung tancap gas menggunakan motornya.

Pria tersebut tak lain adalah putra ondoafi. Pria itu tak setuju jalan tikus ditutup, meski orangtuanya sudah bersepakat dengan pengelola PLBN Skouw.

Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris BNPP Robert Simbolon, yang ikut dalam rombongan, menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tantangan bagi pengelola PLBN.

BNPP dan pengelola PLBN Skouw akan terus membangun komunikasi agar tak ada lagi pihak-pihak yang memprotes penutupan jalan tikus.

"Saya dapat informasi, yang bersangkutan anak dari ondoafi ini. Sementara ayahnya sudah setuju (jalan ditutup). Ini ada persoalan domestik, internal keluarga. Ini tantangan baru untuk terus membangun komunikasi," ujar Robert.

*Perjalanan jurnalis Kompas.com Achmad Nasrudin Yahya ke PLBN Skouw merupakan kolaborasi bersama BNPP. Selain PLBN Skouw, ada pula perjalanan ke lima PLBN lain, yakni Hadi Maulana di PLBN Serasan, Xena Olivia di PLBN Jagoi Babang, Ahmad Dzulfikor di PLBN Sei Nyamuk, Sigiranus Maruto Bere di PLBN Napan, dan Baharudin Al Farisi di PLBN Wini. Ikuti cerita perjalanan kami dalam lipsus Merah Putih di Perbatasan.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/18/06554341/menyusuri-jalan-tikus-yang-dilewati-lukas-enembe-ke-papua-nugini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke