Salin Artikel

Kisah Ki Gede Sebayu, Pendiri dan Bupati Pertama Kabupaten Tegal

KOMPAS.com - Masyarakat di wilayah Tegal tentu tidak asing dengan nama Ki Gede Sebayu.

Ki Gede Sebayu adalah pendiri tlatah Tegal sekaligus sosok yang menjadi bupati pertama di Kabupaten Tegal.

Tak hanya berjasa membangun Tegal, Ki Gede Sebayu juga menjadi ulama yang dihormati karena menjadi sosok yang menyebarkan ajaran islam di wilayah ini.

Oleh karena itu, siapa sebenarnya sosok Ki Gede Sebayu menjadi menarik untuk disimak.

Mengenal Ki Gede Sebayu

Dilansir dari laman djkn.kemenkeu.go.id dan Tribun-Pantura.com, Ki Gede Sebayu merupakan putra dari Pangeran Onje, Adipati Purbalingga.

Ki Gede Sebayu yang memiliki nama asli Raden Atmo Arsantika ini merupakan putra ke-22 dari 90 bersaudara.

Semenjak kecil, Ki Gede Sebayu diasuh oleh Pangeran Wunut hingga tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tekun, dan ramah.

Ki Gede Sebayu kemudian menikah dengan Raden Ayu Saadah yang memiliki gelar bangsawan yaitu Raden Ayu Buyut Emas.

Pernikahan mereka dikaruniai dua orang anak, yang bernama Raden Mas Hanggawana dan Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana.

Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana kemudian menikah dengan Ki Jadug (Pangeran Purbaya) putra dari Danang Sutawijaya (Panembahan Senapati) raja pertama Mataram Islam yang berpusat di Kotagede, Yogyakarta.

Kehidupan Ki Gede Sebayu

Dilansir dari laman djkn.kemenkeu.go.id, Ki Gede Sebayu sempat menjadi prajurit tamtama di Kerajaan Pajang, namun setelah menempuh pertempuran ia memutuskan untuk berpindah.

Setelah menempuh pertempuran di Kerajaan Pajang, Pangeran Sebayu dan pengikutnya berjalan ke arah barat menuju Desa Taji, wilayah Bagelan.

Di desa tersebut, Ki Gede Sebayu disambut oleh Ki Demang Karang Lo dan dilanjutkan dengan perjalanan ziarah ke makam ayahnya di Purbalingga.

Dari makam sang ayah, kemudian Ki Ageng Sebayu memutuskan untuk menyusuri Pantai Utara ke arah barat.

Konon saat itu beliau sampai di wilayah yang masih berupa lapangan luas atau disebut tegalan.

Beliau memiliki tujuan untuk ‘mbabat alas’ alias membangun masyarakat tlatah Tegal yang kemudian disambut baik oleh Ki Gede Wonokusumo.

Dilansir dari laman Tribun-Pantura.com, juru kunci sekaligus penunggu Makam Ki Gede Sebayu, Nur Amin (63), menceritakan mengenai kisah kepindahan Ki Gede Sebayu dari Kerajaan Pajang.

Diceritakan Nur Amin, kedatangan Ki Gede Sebayu ke tanah Tegal diawali dari pemikiran panjang bahwa perang antar kerajaan yang dilakukan merupakan perang saudara.

"Hingga akhirnya dapat petunjuk dari keluarga Mataram yang menyuruh untuk pergi ke arah ngulon (barat), sampailah Ki Gede Sebayu di wilayah bernama Panggung Kota Tegal," kata Nur Amin yang ditemui Tribun-Pantura.com pada Sabtu (1/4/2023).

Amin juga mengungkap, setelah kedatangannya di Panggung Kota Tegal, Ki Gede Sebayu kemudian fokus melakukan ziarah.

Selain itu, beliau juga mulai melakukan dakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam.

Keberhasilan Ki Gede Sebayu Membangun Tegal

Diketahui, Ki Gede Sebayu memang ahli dalam melakukan dakwah keagamaan, ahli di pemerintahan, ahli pertanian, dan ahli bangunan.

Beberapa strategi pun digunakan dalam menyusun pembangunan, hingga membuat kemajuan masyarakat Tegal.

Ki Gede Sebayu diketahui menempatkan pengikutnya sesuai dengan keahliannya, seperti ahli kerajinan dan pertukangan, pandai besi, ahli keemasan dan tenun, serta ahli pertanian.

Beliau juga membudidayakan persawahan dengan sistem irigasi dan membendung Kaligung yang diberi nama Bendungan Wangan Jimat.

Ki Gede Sebayu juga membangun masjid dan pesantren di Dukuh Pesantren sebagai tempat pelaksanaan kegiatan agama.

Tak hanya itu, beliau juga memberi penamaan sesuai dengan kondisi daerah, seperti Danawarih yang berarti memberi air.

Dibuat pula penamaan wilayah Kali Jembatan, Kali Bliruk, dan Kali Wadas yang terletak di Dukuh Kemangen dengan sebutan Grujugan Kali Mas.

Ada juga wilayah Slawi yang berarti tempat berkumpulnya para satria yang berjumlah selawe atau dua puluh lima, yang kemudian menjadi pusat kekuasaan di Kabupaten Tegal.

Atas keberhasilan tersebut, maka pada tahun 1601 Masehi atau 1523 Caka, Ingkang Sinuwun Kanjeng Senopati Mataram mengangkat Ki Gede Sebayu menjadi Juru Demung (Penguasa Lokal di Tlatah Tegal) dengan pangkat Tunenggung setingkat Bupati.

Disisi lain, ada cerita menarik tentang kisah Ki Gede Sebayu ketika membangun bendungan di Desa Danawarih

Menurut cerita yang dipercaya penduduk setempat, bendungan tersebut dibangun cuma dalam waktu semalam.

Adapun pekerjanya datang tidak membawa alat kerja, namun hanya disuruh datang dan tidur.

"Ya percaya tidak percaya, tapi cerita yang berkembang demikian," jelas Nur Amin.

Makam Ki Gede Sebayu

Ki Gede Sebayu diketahui meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.

Pasca kepergiannya, jabatan di pemerintahan Kabupaten Tegal diteruskan oleh sang putra, Raden Mas Hanggawana.

Sedangkan sang putri, Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana bersama sang suami Ki Jadug (Pangeran Purbaya) meneruskan kegiatan dakwah sang ayah.

Makam Ki Gede Sebayu kerap dikunjungi oleh peziarah, terutama jelang acara peringatan hari jadi Kota Tegal dan Kabupaten Tegal.

Peziarah akan menyempatkan diri membacakan doa dan tahlil yang diakhiri dengan prosesi peletakan karangan bunga atau tabur bunga diatas makam.

Sumber:

djkn.kemenkeu.go.id  
pantura.tribunnews.com 

https://regional.kompas.com/read/2023/10/31/232737578/kisah-ki-gede-sebayu-pendiri-dan-bupati-pertama-kabupaten-tegal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke