Salin Artikel

Kerusakan Pintu Air 10 Bendungan Sungai Cisadane Ancam Krisis Air Bersih di Tangerang, Pemkot Tangerang Minta Perbaikan Permanen

KOMPAS.com -  Pintu Air Sepuluh (10) Bendungan Sungai Cisadane di Kota Tangerang mengalami kerusakan. Kejadian ini mengakibatkan empat pintu lainnya mengalami kerusakan sistem sehingga tidak bisa tertutup rapat.

Kerusakan itu membuat permukaan air Sungai Cisadane tengah mengalami penyusutan. Pada Jumat (21/7/2023), ketinggian permukaan tinggal 10,9 meter (m), sedangkan ketinggian normal air di atas 12 m.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono mengungkapkan, banyak perusahaan air bersih mengambil bahan baku atau air bakunya dari Sungai Cisadane. 

Untuk itu, kata dia, permasalahan tersebut harus ditangani dengan sangat cepat. Sebab, jika berkepanjangan, dampaknya dapat membuat Tangerang menghadapi krisis air bersih.

“(Maka dari itu) pastinya (kami ucapakan) terima kasih pada Balai Besar wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang sudah melakukan penanganan atau perbaikan sementara dengan melakukan stock block untuk menutup pintu air yang jebol,” ungkapnya, Minggu (23/7/23).

Namun, kata Ruta, percepatan perbaikan permanen atau penanganan yang lebih tepat perlu dilakukan. 

“Karena kalau hanya stok block khawatir nantinya terjadi kebocoran lagi,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (24/7/2023).

Selain berdampak pada produksi air bersih, kerusakan pintu air itu menyebabkan air terus mengalir dan tak terbendung. 

Akibatnya, Sungai Cisadane tidak bisa mengaliri persawahan sekitar Kota Tangerang dan mengganggu pasokan air bersih di wilayah Kota Tangerang. 

Ruta memaparkan, fungsi air Sungai Cisadane sangat penting karena banyak dimanfaatkan, baik untuk aliran persawahan maupun konsumsi.

“Penggunaan terbesar ialah jadi pemasok air bersih yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng maupun banyak perusahaan-perusahaan lainnya,” jelasnya.

Ruta menyatakan, kerusakan yang terjadi di Pintu Air 10 Sungai Cisadane telah mengakibatkan produksi air bersih PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang berkurang hingga 40 persen dari biasanya. 

Sebab, kata dia, penurunan ketinggian air dari di atas 12 m menjadi 10,9 m berpengaruh pada intake PDAM yang produksinya kini hanya 60 persen. Selain itu, tak menutup kemungkinan penyusutan akan terus terjadi. 

Di sisi lain, pasokan air baku dari hulu juga mengalami kekurangan. Biasanya,  batas normal berada di level 12 m, kini hanya mencapai 10,9 meter karena tengah memasuki musim kemarau.

“Kerusakan Pintu Air 10 Sungai Cisadane ini memang bukan pertama kalinya. Kerusakan pernah terjadi di tahun 2015 dan 2019 dan telah diperbaiki,” ujarnya.

Dengan kondisi saat ini, kata dia, diperlukan langkah penanganan yang tepat dan permanen karena penanganan sementara tidak bisa menangani krisis air di Sungai Cisadane. 

“Penanganan permanen itu seperti dengan penggantian pintu air atau pengerukan sedimen di Sungai Cisadane yang kondisinya sudah mengkhawatirkan,” jelas Ruta.

Untuk diketahui, bendungan peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1927 tersebut merupakan aset milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Bendungan itu di bawah kendali BBWSCC dan dioperasionalkan Dinas PUPR Banten.

Sebagai informasi, Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran Dinas PUPR untuk membantu dan berkoordinasi dengan pihak BBWSCC dan PDAM dalam hal penanganan kerusakan Pintu Air 10 Sungai Cisadane ini. 

Penanganan yang dimaksud terkait inventarisasi hingga fasilitas berbagai sarana pendukung untuk percepatan proses perbaikan yang optimal dan cepat.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/24/10050701/kerusakan-pintu-air-10-bendungan-sungai-cisadane-ancam-krisis-air-bersih-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke