Salin Artikel

Melihat Tradisi Perayaan Maulid Adat Karang Bajo di Lombok

Tampak warga baik pria dan wanita dewasa mengenakan baju adat. Mereka memikul hasil panen berupa padi, kelapa.

Beberapa lelaki lainnya menuntun hewan ternak dan menenteng ayam kampung.

Sedangkan bocah-bocah terlihat mengekor langkah orangtua mereka dengan riang.

Tradisi tersebut ialah Maulid Adat memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad yang dilangsungkan di Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Prosesi ini dilangsungkan dua hari pada 11 dan 12 Rabiul Awal dalam kalender Warige atau penanggalan bulan dalam masyarakat Sasak Bayan.

Warga menuju sebuah rumah adat yang dihuni oleh tokoh adat perempuan yang disebut sebagai Inan Meniq.

Dari pantauan Kompas.com, sebagian besar rumah di Karang Bajo berdinding bambu dan terkesan lawas.

Di sana, mereka mengumpulkan hasil bumi dan hewan ternak untuk dimasak bersama dalam perayaan Maulid

“Pada prinsipnya perayaan Maulid Adat ini bagaimana mengingat kelahairan Nabi Muhammad dengan ajarannya, kita diajarkan berbagi. Jadi ini bentuknya, kami membawa isi panen bumi, kemudian mebawa hewan ternak untuk santap bersama,” kata Kepala Sekolah Adat Bayan Renadi, Senin (10/10/2022).


Prosesi ritual diawali dengan menyembeq. Inan Meniq menandai dahi warga yang menyerahkan hasil bumi menggunakan sirih dan campuran kapur.

Renadi juga menjelaskan bahwa pada tanggal 11 sebelum upacara adat, ada ritual menutu, atau mempersiapkan bahan pangan mentah untuk dijadikan bahan setengah jadi, yang kemudian akan dimasak pada hari puncak perayaan Maulid Adat pada tanggal 12.

“Ini ada prosesi menutu, dimana para wanita maupun pria, akan akan menumbuk padi bulu hingga akan menjadi beras,” kata Renadi.

Ampas atau dedak dari padi yang telah ditumbuk bakal dibuang ke sungai dengan harapan para ikan dan makhluk air dapat juga menikmati hasil bumi.

“Ini sebenarnya bentuk kita menghargai alam, bagaimana kita memanusiakan alam, dedak itu nanti akan dibuang ke sungai, ikan-ikan akan memakannya, jadi bukan kita manusia yang dapat makan, tapi semua makhluk hidup di bumi juga berhak,” kata Renadi.

Sementara untuk hewan ternak seperti kambing, ayam akan ditempatkan di pekarangan dan diberi pakan sebelum disembelih.

Sepanjang prosesi, para perempuan dewasa akan mengenakan pakaian adat dengan selendang kemben dan ikat kepala berbentuk segitiga. Sementara para lelaki akan mengenakan sarung.

Selain menumbuk padi, ada prosesi pemasangan umbul-umbul di masjid kuno Bayan pada malam hari.

Di mana akan ada empat umbul-umbul yang terpasang di setiap sudut tiang masjid.

Adapun keempat umbul-umbul tersebut mewakili empat wilayah Karang Bajo yang dipimpin oleh pemangku adat dalam setiap wilayah.

“Kemudian ada prosesi pemasangan umbul-umbul, ini sebagai simbol, bahwa masyarakat yang tersebar dari segala penjuru sudah bersepakat melaukan Maulid Adat. Nanti lengkungan bambu yang digunakan umbul akan bertemu dalam satu arah,” kata Renadi.

Setelah memasang umbul-umbul, para warga kemudian mengadakan Presean untuk mengadu ketangkasan. Presean biasanya digelar pukul 22.00-00.00 Wita.

Usai Presean, warga akan kembali ke rumah masing-masing dan keesokan harinya mereka akan mengikuti prosesi ritual Maulid Adat di Masjid Kuno Bayan.

Warga akan memasak dan makan bersama dengan bahan yang hasil bumi yang telah dikumpulkan.

Prosesi besok meniq

Ritual Adat Besoq Meniq atau cuci beras merupakan salah satu rangkaian ritual dalam prosesi perayaan Maulid Adat pada hari kedua.

Sekitar 20 perempuan memikul beras di atas kepalanya dengan menggunakan wadah lonsek atau bakul besar.

Para perempuan tersebut mengenakan pakaian Sasak Bayan Lombok dengan menggunakan kemben dan kain bawahan.

Sejumlah wanita itu kemudian berjalan berbaris menuju sungai untuk mencuci beras sekitar 600 meter dari Kampu yang merupakan rumah tokoh adat perempuan yang disebut Inan Meniq.

Renadi  mengungkapkan, bahwa ritual Besoq Meniq merupakan ageda yang sakral saat perayaan Maulid Adat. Sebab, tdak sembarangan perempuan dapat melakukannya.

Persyaratan khusus rombongan pencuci beras, adalah para perempuan yang sedang dalam keadaan suci tidak sedang haid, kemudian beberapa pantangan antara lain tidak boleh berbicara, menoleh, serta memotong jalan barisan rombongan pencuci beras.

Usai mencuci beras para perempuan tersebut akan kembali, ke rumah adat Inan Meniq untuk melakukan proses memasak.

"Beras inilah nanti yang diolah menjadi masakan untuk ritual menuju masjid kuno Bayan," kata Renadi.

Sementara untuk para lelaki akan bertugas mengolah hasil ternak.

"Yang laki-laki punya tugas lebih mereka dari menyembelih hewan ternak hingga memasak kemudian menyediakan ancak atau alas makanan yang nantinya akan digunakan untuk membawa makanan ke masjid kuno," kata Rendai.

Prosesi berikutnya Mengagiq yaitu menata semua hidangan hewan ternak, sayuran hasil bumi termasuk nasi yang dimasak.

Prosesi praje mulud

Prosesi Praje Mulud merupakan prosesi terakhir, di mana para warga akan membawa hasil makanan yang telah diolah menuju Masjid Kuno Bayan.

Makanan akan didoakan oleh para tokoh adat masing-masing wilayah gubuk atau dusun dalam desa tersebut.

Dalam prosesi ini akan ada rombongan pasangan pengantin yang diarak bergerak menuju masjid, hal itu menggambarkan simbol perkawinan Adam dan Hawa yang merupakan makhluk bumi pertama.

Setelah rombongan sampai di masjid, pemuka  adat memimpin doa sebagai puncak acara Maulid Adat Bayan.

Ratusan ancaq (wadah) berisi hidangan yang diolah dari hasil bumi masyarakat Bayan, dinikmati bersama, dan setelah itu akan melakukan salam-salaman untuk mempererat kembali tali persaudaraan.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/14/231026778/melihat-tradisi-perayaan-maulid-adat-karang-bajo-di-lombok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke