Salin Artikel

Lhokseumawe yang Tetap Berdaya Selepas Masa Petrodollar

Bahkan, Lhokseumawe sampai dikenal dengan sebutan kota petrodollar.

Keadaan berubah pada 2015, PT Arun NGL selaku pengelola sumur gas di sana harus menghentikan operasinya.

Keadaan itu diakui Penjabat (Pj) Wali Kota Lhokseumawe Imran ikut memukul perekonomian warga.

Kendati demikian, turunnya industri pertambangan gas mendorong masyarakat mencari cara lain untuk menopang perekonomiannya.

Salah satu usaha yang disorot Imran adalah usaha bordir warga.

“Saya sudah minta motif bordir itu di-explore,” kata Imran saat berkunjung ke Kantor Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Motif ukiran yang ada di Lhokseumawe telah diminta Imran untuk didokumentasi agar kemudian bisa dikembangkan menjadi motif bordir tradisional.

Dia juga menyatakan, Pemerintah Kota Lhokseumawe berencana mematenkan motif bordir itu.

Untuk mendukung usaha itu, Imran telah meminta aparatur sipil negara (ASN) di Lhokseumawe mengenakan baju yang memiliki motif bordir lokal dipakai untuk bekerja pada setiap Jumat.

“Kita harap produk tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal,” sebutnya.


Cold storage dan dry storage untuk memaksimalkan hasil alam

Selain itu, Imran menyatakan kotanya juga punya potensi alam yang perlu dukungan banyak pihak agar bisa dimaksimalkan.

Salah satu potensi itu adalah paparan sinar Matahari melimpah yang bisa mendukung usaha perkebunan kopi di daerah tetangga seperti Bener Meriah dan Aceh Tengah.

“Ke depan bagaimana Lhokseumawe punya dry storage untuk kelola padi, pinang, kopra termasuk kopi. Karena, tanpa kita sadari, selama ini dari Aceh Tengah dan Bener Meriah mengeringkan kopi di Lhokseumawe,” sebut Imran.

Keberadaan dry storage juga dirasa dapat mempermudah serta mempercepat distribusi hasil perkebunan karena Lhokseumawe punya pelabuhan dan bandar udara.

Tidak hanya itu, hasil perikanan Lhokseumawe yang melimpah juga dipandang Imran sebagai potensi daerahnya yang belum tergarap secara optimal.

“Bagaimana ke depan Lhokseumawe dibangun cold storage untuk mengelola perikanan laut dan pengelola sayur dan buah-buahan,” ujarnya.

Potensi petrokimia yang kembali dilirik investor

Imran mengungkapkan, sudah ada beberapa perusahaan asing yang kembali melirik daerahnya untuk pengembangan industri petrokimia.

Beberapa perusahaan asing semisal Federal Oil dan Repsol diklaim telah mulai bergerak untuk menjajaki peluang investasi.

Tindakan serupa juga disebut dilakukan beberapa investor dari Korea Selatan.

“Ini kita harap bisa beri multiplier effect signifikan ke industri perikanan, umkm, termasuk industri pertanian,” sebutnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/02/091400378/lhokseumawe-yang-tetap-berdaya-selepas-masa-petrodollar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke