Salin Artikel

Warga Gotong-Royong Perbaiki Jalan Rusak yang Diduga Sebabkan Warga Meninggal Usai Mobil Pikap Tertahan 5 Jam

Lantaran tak kunjung mendapat respons dari pemerintah setempat, masyarakat pun akhirnya berinisiatif melakukan gotong-royong untuk memperbaiki jalan yang rusak.

Sekitar 200 warga yang tergabung dalam Komunitas Peduli Reparasi Jalan Umum Rusak-Rusak (Kompresjalur) melakukan aksi, Jumat (9/9/2022).

Mereka patungan mengumpulkan material seperti pasir dan batu, kemudian memperbaiki jalan rusak itu.

Koordinator Komunitas Peduli Reparasi Jalan Umum Rusak-Rusak (Kompresjalur), Pater Wilbrodus Andreas Bisa, mengaku kegiatan itu muncul dari keprihatinan atas kerusakan jalan umum jalur Tentang-Dahang, Kecamatan Ndoso.

Kerusakan terjadi sejak 6 Januari 2022, pemindahan ruas jalan, serta perbaikan dinilai tidak tuntas hingga saat ini.

"Atas keprihatinan itulah dan melalui pertemuan bersama yang diselenggarakan pada Minggu (4/9/2022) di Emperan Gereja St. Fransiskus Assisi Tentang, kami memutuskan untuk segera melakukan aksi konkret tanggap darurat bedah jalan sambil menanti kelanjutan rencana perbaikan dari pihak pemerintah," kata Pater Andreas, Jumat sore.


Sebelum memperbaiki jalan rusak itu, dia menegaskan pada seluruh peserta perihal semangat gerakan serta tanggung jawab sosial setiap warga dalam hidup bermasyarakat.

Ia melanjutkan, komunitas itu dibentuk oleh para pemilik kendaraan roda empat yang berdomisili di Tentang dan sekitarnya untuk urusan khusus reparasi jalan umum yang sedang rusak.

Frangky Jamento (35), pemilik kendaraan, mengungkapkan, dampak buruk yang dipicu oleh parahnya infrastruktur jalan di jalur itu sangat banyak.

Di jalan rusak itu, kecelakaan kerap dialami oleh para pengguna kendaraan roda dua/

Para pengguna kendaraan roda empat juga kesulitan mengakses jalur ini terutama di musim hujan.

"Tingginya curah hujan yang berkepanjangan menjadi pemicu kelumpuhan total roda perekonomian masyarakat yang sehari-hari mengakses jalur jalan ini dengan sarana transportasi. Dengan kata lain, ketika cuaca ekstrem yang tidak bersahabat, pemilik kendaraan lebih memilih untuk tidak mengoperasikan kendaraannya di jalur ini untuk segala urusan dan kebutuhan sehingga mengganggu dan menghambat stabilitas ekonomi," ungkap dia.

Ia menuturkan, rintihan orang sakit serta para ibu hamil untuk segera memperoleh pertolongan di rumah sakit menjadi sulit terwujud mengingat rawan, rentan dan berbahayanya jalur ini saat dilintasi kendaraan.

Warga lain, Donatur Abur (38) mengaku kesal lantaran jalan itu kurang mendapat perhatian penuh dari pihak pemangku kepentingan. Entah pemerintah ataupun DPRD sebagai penyalur aspirasi.

Selama ini, lanjut dia, dirinya sebagai pemilik kendaraan sangat merasakan dampak kerusakan jalan itu.

"Mobil saya sering patah as dan tentu saja berdampak buruk pada pemenuhan kebutuhan perekonomian. Sejauh ini, saya secara pribadi sudah berkomunikasi dengan pemangku kebijakan via media sosial meskipun belum memperoleh respons yang pasti tentang perbaikan," ungkap dia.

Ia pun berharap, pemerintah bisa segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/09/191031478/warga-gotong-royong-perbaiki-jalan-rusak-yang-diduga-sebabkan-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke