Salin Artikel

Semakin Terpesona dengan Energi Bersih Danau Toba

Pesona Danau Toba mampu membuat Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa “UNESCO” melabelinya Toba Caldera UNESCO Global Geopark.

Tampil beda dengan pasokan energi bersih

Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan danau vulkanik terbesar di dunia ini sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Selaras dengan penetapan itu, Pemerintah berusaha membangkitkan kejayaan pariwisata Danau Toba.

Berbagai upaya pembangunan infrastruktur dilakukan demi menjadi destinasi pariwisata kelas dunia.

Akses transportasi semakin membaik dengan beroperasinya Bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara. Jalan lingkar yang mengelilingi Pulau Samosir semakin memudahkan perjalanan.

Lebih jauh lagi, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba dibentuk untuk mewujudkan ambisi tersebut.

Selain itu, PLN juga telah berkomitmen memperkuat sistem kelistrikan kawasan Danau Toba.

Selain keunikan kebudayaan setempat, keindahan alam memang menjadi daya pikat utama Danau Toba untuk mendatangkan pengunjung.

Namun, hal ini juga dimiliki oleh tempat-tempat lain di Indonesia sepeti Bali, Lombok, Labuan Bajo, atau destinasi wisata di luar negeri lain.

Danau Toba perlu tampil beda. Bagaimana caranya? Pariwisata Danau Toba harus menggunakan energi bersih yang ramah lingkungan.

Energi ramah lingkungan yang berasal dari energi terbarukan. Ini label yang belum dimiliki oleh destinasi wisata lainnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) bersama Pemerintah Daerah bisa menyediakan insentif bagi untuk para pelaku pariwisata yang usahanya berbasis energi terbarukan.

Misalnya, voucher pembelian panel surya jika memasang instalasi panel surya di atap bangunan hotelnya.

Terobosan lain yang lebih greget, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan kewenangannya di bidang energi, demi menggenjot pariwisata, mewajibkan PLN menyuplai listrik untuk kawasan Danau Toba hanya dari energi terbarukan. Energi bersih dari dan untuk Danau Toba.

Tidak berlebihan jika Danau Toba mengklaim diri bahwa listriknya 100 persen energi bersih. Mengingat, terdapat beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas besar di sekitar Danau Toba.

Misalnya PLTA Sigura-gura 280 Megawatt (MW), PLTA Tangga 320 MW, PLTA Asahan I 180MW yang dalam operasinya menggunakan air dari Danau Toba.

Selain itu terdapat juga PLTP Sibayak 12 MW, PLTP Sarulla 330 MW yang berlokasi dekat dengan Danau Toba.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat meniru hal yang dilakukan oleh Pemerintah Federal Australian Capital Territory (ACT) untuk kota Canberra.

Sejak 1 Januari 2020, ibu kota Australia telah menyatakan diri sebagai kota dengan pasokan 100 persen listrik energi terbarukan.

Selain dukungan dari sekitar 30.000 atap bangunan rumah dan gedung dengan PLTS atap (rooftop solar), Pemerintah ACT juga berinisiatif mengganti pasokan listrik untuk kota Canberra.

Pembangkit fosil yang ada dihentikan. Sebagai gantinya Pemerintah ACT membeli listrik yang diproduksi oleh pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Canberra dan sekitarnya sebagai sumber pasokan listrik kota Canberra.

PLN merencanakan kebutuhan listrik untuk pengembangan kawasan Danau Toba total sekitar 25 Megawatt. Tidak terlalu besar.

Hanya dengan mengalokasikan 2ri kapasitas PLTA dan PLTP (1122 MW) yang ada dekat dengan Danau Toba, maka kebutuhan listrik energi terbarukan di kawasan Danau Toba sudah tercukupi.

Jika total kapasitas terpasang listrik 25 MW, dengan utilisasi 80 persen, ini setara dengan energi listrik 175.000 MWh per tahun.

Pelaku usaha juga didorong membeli sertifikat energi terbarukan (renewable energy certificate - REC) dari PLN. Harganya hanya sebesar Rp 35.000 per 1000 kWh.

Melabelinya dengan REC, hanya butuh Rp 6 miliar per tahun. Angka yang relatif kecil. Hanya 1ri anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional Tahun 2021, Rp 681 miliar, yang dialokasikan pada Kementerian Parekfraf. Sekalipun ditanggung oleh Pemerintah, rasanya tidak berat.

Menggenjot pariwisata Danau Toba juga berarti meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat dalam waktu bersamaan. Hal ini selaras dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Apabila ini dapat terwujud, Pemerintah Sumatera Utara dapat mengumumkan bahwa listrik Danau Toba seluruhnya dipasok dari energi bersih.

Label energi bersih ini akan mempermanis promosi pariwisata Danau Toba.

Lebih jauh lagi, ini bisa menjadi bentuk aksi nyata mendukung pariwisata yang berkelanjutan untuk menguatkan posisi Indonesia dalam Presidensi G-20.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/23/11231331/semakin-terpesona-dengan-energi-bersih-danau-toba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke