Salin Artikel

Profil Kota Manado

KOMPAS.com - Kota Manado merupakan wilayah yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara. Yang juga merupakan, kota terbesar sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi Utara.

Sejumlah tokoh menyebut Kota Manado sebagai miniatur Indonesia karena masyarakatnya hidup rukun dan damai walaupun berbeda suku dan agama, berikut adalah profil Kota Manado.

Profil Kota Manado

Dalam legenda, Kota Manado berasal dari bahasa Etnik Toutemboan Minahasa, yaitu 'Manarow' yang artiya 'Pergi ke Negeri Jauh'.

Kata Manarow merujuk pada sebuah pulau, yaitu Pulau Manado Tua. Penghuni Pulau Manado Tua adalah orang-orang dari Etnis Sangir Tua, yaitu Wowontehe/Bowontehu/Bobentehu.

Sebelum menjadi kota yang maju, Manado menjadi bagian dari Minahasa.

Wenang merupakan nama pertama sebelum berganti nama menjadi Manado.

Beragam versi bermunculan terkait latar belakang pengggantian Wenang menjadi Manado.

Salah satu versinya adalah pergantian nama Wenang menjadi Manado dilakukan oleh Spanyol pada tahun 1682.

Manado diambil dari nama pulau di sebelah Bunaken, yaitu pulau Manado (saat ini Manado Tua).

Versi lainnya, pergantian Wenang menjadi Manado bukan dilakukan Spanyol melainkan oleh Belanda.

Dengan alasan karena pada 1682, penjajah yang berkuasa di Sulawesi bukan Spanyol melainkan VOC Belanda.

Alasan tersebut makin dikuatkan, pada tahun 1677 sampai 31 Agustus 1682, Gubernur Hindia Belanda di Ternate, Dr Robertus Padtbrugge datang ke Manado untuk mencatat sisa-sisa penduduk Kerajaan Bowontehu, termasuk yang terdapat di Sindulang.

Dibalik pihak penguasa yang mengganti Wenang menjadi Manado, nama kota tersebut perlu diganti karena banyak surat-surat penting bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda yang mencantumkan nama Manado dibandingkan Wenang.

Pada tahun 1623, nama Manado mulai dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Itulah alasan pergantian Wenang menjadi Manado.

Kota Manado terbentuk berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menetapkan sebagai Staatsgemeente (kotamadya) yang dikepalai walikota (Burgemeester).

Hari jadi Kota Manado ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623.

Penetapan hari jadi tersebut berdasarkan tiga peristiwa bersejarah.

Tanggal 14 diambil dari peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, dimana putra daerah bangkit dan menantang penjajah Belanda.

Bulan Juli, diambil unsur yuridis. Pada Juli 1919, gubernur jenderal menetapkan Manado sebagai Staatsgemeente.

Sedangkan pada tahun 1623, tahun ini memiliki unsur historis, yaitu tahun dimana nama Kota Manado digunakan dalam surat-surat resmi.

Geografi Kota Manado 

Secara geografis, Kota Manado terletak antara 1 derajat 25' 88" - 1 derajat 39'50" LU dan 24 derajat 47'00" - 124 derajat 56' 00" Bujur Timur. 

Luas wilayahnya adalah 157,26 km2 yang terbagi dalam 11 kecamatan.

Kota Manado termasuk dalam zona Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Sementara batas wilayahnya berbatasan dengan Laut Sulwesi di sebelah barat dan Kabupaten Minahasa di sebelah utara, timur, serta selatan.

Demografi Kota Manado 

Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2020, jumlah penduduk Kota Manado pada tahun 2020 sebanyak 451.916 jiwa.

Sementara, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Manado ada tahun 2020 sebesar 78,02. Besarnya nilai IPM tersebut ditunjang kemudahan untuk dunia investasi.

Kebudayaan Kota Manado 

Musik Kolintang merupakan musik tradisional Kota Manado dan sekitarnya. Musik tradisional ini masih lestari hingga saat ini.

Pada zaman dahulu, musik kolintang digunakan dalam ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan roh leluhur.

Seiring dengan perkembangan zaman, Kolintang digunakan sebagai pengiring lagu atau pertunjukkan musik.

Para generasi muda menciptakan kolaborasi musik kolintang sebagai pengiring lagu dengan genre pop, jazz, bahkan rock.

Alat musik kolintang terbuat dari kayu khusus yang disusun berjajar.

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan mallet.

Pemerintahan Kota Manado 

Kota Manado memiliki "Slogan Torang Semua Basudara", slogan menggambarkan masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis dan agama hidup rukun dan damai.

Selain itu, Kota Manado telah memaksimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi tersebut digunakan untuk mendukung program-program kota menuju kota layak huni, efisiansi dan berkesinambungan.

Melalui teknologi, Kota Manado juga berupaya mewujudkan green based environtment yang sering disebut Kota Cerdas atau The Smart City.

Lebih lanjut, pada Pilkada 2020 Andrei Angouw dan Richard Henry Marten Sualang resmi terpilih sebagai wali kota dan wakil wali kota Manado periode 2021 - 2024.

Potensi Kota Manado

Kota Manado memiliki potensi pariwisata. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025) visi Kota Manado, yaitu Manado Pariwisata Dunia.

Potensi wisata Kota Manado ditunjang dengan obyek wisata yang dimiliki daerah ini, seperti Taman Laut Bunaken, Pantai Malalayang, Pulau Siladen, maupun Air Terjun Kima Atas.

Taman Laut Bunaken memiliki daya tarik dunia karena keragaman terumbu karang, rumput laut, serta jenis ikannya.

Sumber:
perkotaan.bpiw.pu.go.id/
manadokota.go.id/
manadokota.bps.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/04/06/202235978/profil-kota-manado

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke