Salin Artikel

5 Hal Soal Jalan Cadas Pangeran Sumedang, Sejarah Melegenda yang Dibangun Daendels Tahun 1808

Sebelum hilang, Yana sempat kirim pesan suara ke istrinya. Saat itu ia mengatakan sedang beristirahay di masjid di wilayah Simpang, Pamulihan, Sumedang.

Namun Kamis (18/11/2021), Yana dilaporkan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Saat ini ia masih dimintai keterangan oleh polisi.

Peristiwa tersebut membuat jalan Cadas Pangeran menjadi perhatian masyarakat.

Ternyata jalan yang dibangun sejak 200 tahun lalu itu tak bisa dilepaskan dari Kota Sumedang. Cadas Pangeran berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pamulihan dan Kecamatan Sumedang Selatan.

Bahkan "Cadas Pangeran" ada di penggalan lirik lagu berjudul Sumedang yang dipopulerkan musisi Pop Sunda Doel Sumbang.

Kota leutik camperenik, najan leutik tapi resik, ngaliwat Cadas Pangeran, Mmmh, Kota Sumedang...

Berikut 5 hal tentang Jalan Cadas Pengeran yang ada di Sumedang:

1. Dibangun Daendels tahun 1808

Cadas Pangeran dibangun sekitar tahun 1808 oleh pemerintah kolonial Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

Kala itu, Daendels berambisi untuk membangun akses jalan penghubung di Pulau Jawa yakni dari Anyer sampai Panarukan.

Jalan tersebut melintas dari barat Jawa hingga Jawa bagian timur.

Budayawan Sumedang Tatang Sobana mengatakan saat di Sumedang, pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer terhalang gunung yang materialnya adalah batuan cadas.

Namun untuk menyelesaikan jembatan gantung di jalur tersebut, Daendles mengerahkan ribuan pekerja yang mayoritas adalah warga Sumedang.

Mereka bekerja secara rodi selama setahun untuk menyelesaikan jembatan gantung untuk proyek ambisius Daendles.

2. Ada kuburan massal

Tak hanya warga Sumedang, ribuan warga yang mmebangun jembatan gantung di wilayah tersebut juga berasal dari Garut, Tasikmalaya, Subang dan Indramayu.

Mereka bekerja secara rodi di bawah pengawasan prajurit kompeni. Namun ribuan pekerja itu tewas karena kelaparan dan wabah penyakit malaria.

Bukti adanya korban ribuan pekerja tersebut adalah keberadaan kuburan massal yang terletak di atas jembatan Cadas Pangeran.

Ia kemudian menemui Gubernur Daendles. Saat itu Daendles mendatangi Pangeran Kornel untuk mengajaknya berjabatan tangan.

Sang Pangeran kemudian menerima jabatan tangan Daendles dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya hendak menghunus keris di pinggan bagian kanan.

Ini yang membuat bangga, karena Pangeran Kornel tidak gentar meskipun yang dihadapinya saat itu merupakan Jenderal Belanda yang dikenal bengis," sebut Tatang.

Momen itu diabadikan dalam bentuk monumen yang disimpan di pintu masuk Jalan Cadas Pangeran dari arah Bandung menuju Sumedang.

Tatang mengaku melihat langsung longsoran dari tebing. Saat itu Jalan Cadas Pangeran sempat ditutup selama berbulan-bulan.

Sejak longsoe besar tersebut, wilayah Cadas Pangeran menjadi daerah rawan longsor hingga saat ini.

"Longsor kembali terjadi tahun 2000, tapi tidak sebesar longsor pertama kali itu. Hanya saja, hingga sekarang jadi rawan longsor, mungkin karena mobilitas kendaraan dari Cirebon ke Bandung maupun sebaliknya terus meningkat seiring perkembangan ekonomi," tutur dia.

"Bagi kami ini jalan legendaris, masuk jalan nasional. Dibangun dengan menelan ribuan nyawa pekerja, tak hanya warga Sumedang, tapi juga warga di wilayah Priangan," ujar Dony kepada Kompas.com di Sumedang.

Ia juga menyebut jalan tersebut adalah sejarah yang sudah melegenda dan menjadi akses vital penghubung Bandung-Cirebon.

"Jalan ini dibangun menggunakan tenaga masyarakat Sumedang dan masyarakat di sekitarnya secara rodi. Hingga akhirnya ada sejarah yang sudah melegenda. Di mana untuk melindungi rakyatnya, Pangeran Kornel melakukan perlawanan," tutur Dony.

Menurut Dony, ketika jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) selesai dibangun, maka berbagai kendaraan, khususnya kendaraan besar akan masuk ke jalan tol.

"Ketika Tol Cisumdawu beroperasi, Jalan Cadas Pangeran ini akan sepi. Di sini peluang bagi kami untuk memanfatkannya menjadi tempat wisata," ujar Dony.

Setelah Tol Cisumdawu beroperasi, Pemkab Sumedang akan menjadikan Jalan Cadas Pangeran sebagai simpul wisata Kabupaten Sumedang.

"Akan kami jadikan simpul wisata. Tahun kemarin sudah kami bangun jalan atas. Kemudian nanti kami akan buat narasinya untuk mendukung simpul wisata Cadas Pangeran itu," tutur Dony.

"Sekarang segala sesuatunya sedang dikaji seperti apa bagusnya," sebut Dony.

Menurut Dony, setelah Tol Cisumdawu beroperasi, warga dari luar Sumedang akan merindukan Jalan Cadas Pangeran.

"Karena keindahan alam di sepanjang jalurnya, jadi akan mengundang daya tarik tersendiri. Karena lokasinya dekat dengan pintu tol di wilayah Pamulihan dan Sumedang kota, tentunya, keberadaan simpul wisata Cadas Pangeran nanti akan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dari luar Sumedang," kata Dony.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aam Aminullah | Editor : Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/20/060700478/5-hal-soal-jalan-cadas-pangeran-sumedang-sejarah-melegenda-yang-dibangun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke