Salin Artikel

Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi di Tempat Wisata Kulon Progo Terkendala Sinyal

Persoalan sinyal membuat akses tidak lancar saat wisatawan mengakses PeduliLindungi dan scan barcode obyek wisata.

Padahal, hal ini merupakan salah satu yang utama bagi wisatawan masuk obyek wisata di Kulon Progo.

Beberapa pengelola obyek wisata mengungkap hal ini.

"Iya. Lebih lebih saat mati listrik. Ini sinyal (internet) kadang benar-benar jelek,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Kalibiru, Sumarjono (Jono) melalui pesan, Kamis (28/1/2021).

Kalibiru adalah obyek wisata panorama dari ketinggian di Kapanewon Kokap.

Jono mengungkapkan, pelaksanaan protokol kesehatan di Kalibiru berjalan cukup lancar.

Kesadaran wisatawan pada protokol kesehatan dalam berwisata cukup baik, terlihat dengan kelengkapan diri hingga membawa sertifikat atau kartu vaksin.

Semua itu memudahkan petugas di lapangan. Hanya saja, persoalan sinyal tak lancar saja yang belum ada jalan keluar.

“Menurut saya tidak susah, hanya terkendala di sinyal saja yang kadang tidak bisa online. Memang ada pengunjung yang belum punya aplikasi, walau sudah prokes dan vaksin,” kata Jono.


Hal serupa juga dirasa di kawasan wisata alam air terjun di Kalurahan Jatimulyo. Ketua pengelola Ekowisata Sungai Mudal, Mudi Heriyanto mengungkapkan, kalau obyek ini baru kembali buka minggu ini.

Namun, sinyal internet masih terkendala.

“Kadang pengunjung pakai kartu yang (providernya) tidak ada jaringan di sini. Untuk sementara kita tanya kartu vaksinya dan kita minta kartu vaksin yang sudah vaksin,” kata Mudi juga via pesan singkat.

Pemerintah Kulon Progo telah membuka 31 obyek wisata andalan sejak pekan lalu. Baik itu yang ada di kawasan pantai maupun pegunungan yang dikenal sebagai Bukit Menoreh.

Pembukaan seiring dengan masuknya Kulon Progo pada PPKM Level 2.

Obyek tersebut Pantai Glagah, Pantai Congot, Pantai Trisik, Pantai Bidara, Pantai Mlarangan Asri, Mangrove Pasir Kadilangu, dan Mangrove Jembatan Api-api.

Obyek di pegunungan juga buka, mulai dari Waduk Sermo, Pule Payung, Wisata Alam Nglinggo, Puncak Suroloyo, Wisata Alam Tritis, dan Desa Wisata Tinalah.

Begitu pula Goa Kiskendo, Ekowisata Sungai Mudal, Kalibiru, Kedung Pedhut, Kembangsoka, Sendangsono, Dolan Ndeso Boro, Taman Bambu Air.

Taman Bendung Kamijoro, Gunung Kuniran, Towilfiets, Ayunan Langit, Segajih Live in, Grojogan Sewu, Puncak Kleco, Canthing Mas Puncak Dipowono, Arus Progo Rafting dan Goa Kebon.

Pembukaan mengikuti berbagai kebijakan di atasnya, mulai dari Instruksi Mendagri, Instruksi Gubernur DIY dan Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata DIY.

Pembukaan obyek wisata masih bersifat uji coba operasional, di mana pengunjung dibatasi maksimal 25 persen kapasitasnya.


Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kulon Progo M Juaini mengungkapkan, memang sebagian obyek wisata mengalami sinyal yang tidak stabil, terutama di kawasan pegunungan.

Ini berpengaruh pada pemanfaatan scan barcode dan aplikasi PeduliLindungi.

Pasalnya, aplikasi membantu semua pihak menekan penyebaran virus Corona selama pandemi ini.

Aplikasi juga sangat diperlukan pemerintah untuk melakukan pelacakan digital guna menghentikan penyebaran virus corona.

“Wilayah tengah ke Selatan sinyal baik dan wisatawan bisa mengakses dengan baik PeduliLindungi dan scan barcode. Yang tengah ke Utara, di pegunungan ada yang sinyal tidak stabil,” kata Juaini.

Sebagai gantinya, wisatawan melengkapi dengan sertifikat atau kartu vaksin yang bisa ditunjukan ke petugas destinasi.

Sementara, Dinas Pariwisata terus mendorong kemudahan akses internet bagi wisatawan di tempat-tempat wisata.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/29/064305678/penggunaan-aplikasi-pedulilindungi-di-tempat-wisata-kulon-progo-terkendala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke