Salin Artikel

Kisah dari Dapur Umum Jamu Penambah Imun di Jombang, Gotong Royong Warga dan Relawan

Keberadaan dapur umum tersebut memunculkan berbagai cerita menarik.

Jamu penambah imun tersebut diracik dari jahe, kapulaga, kencur, daun srikaya, daun jambu air, serta daun pandan, dan gula aren.

Juru racik jamu herbal penambah imun, Muhammad Nur Cholis menuturkan, bahan-bahan membuat jamu banyak yang didapatkan dari masyarakat

Pihaknya seringkali mendapat sumbangan bahan meracik jamu dari masyarakat yang sudah pernah mengonsumsi jamu herbal penambah imun serta merasakan manfaatnya.

Menurut Cholis, produksi jamu herbal penambah imun bisa dilakukan terus menerus karena sumbangan penyediaan bahan hingga dukungan dana dari masyarakat.

"Ada yang membantu dalam bentuk bahan, ada juga yang dalam bentuk uang. Bagi yang tidak paham bahan-bahan yang diperlukan, mereka menyumbang uang," ungkap Cholis kepada Kompas.com, Rabu (20/10/2021).

Ia mengungkapkan, selain bantuan dari masyarakat yang sudah merasakan manfaat jamu herbal, penyediaan bahan juga banyak dibantu para relawan yang tersebar di 21 kecamatan.

Distribusi jamu herbal ke masyarakat yang memerlukan, baik yang berada di tempat isolasi terpusat (isoter) maupun warga yang isolasi mandiri (isoman), tidak mengalami kesulitan karena banyak relawan yang mau terlibat.

Harwanto, relawan dari Brigade Penolong Pramuka menuturkan, sejak dapur umum membuat jamu herbal dibuka, banyak relawan yang melibatkan diri.

Para relawan tersebar hingga ke pelosok-pelosok desa. Mereka berkontribusi untuk distribusi jamu herbal hingga penyediaan bahan jamu yang tidak banyak tersedia di pasaran.

"Bahan-bahan yang cukup langka seperti daun srikaya dan kapulaga banyak dikirim teman-teman relawan yang ada di desa-desa," ungkap Harwanto.

Jamu herbal yang diproduksi di Dapur Umum RPS Dinas Sosial Kabupaten Jombang, berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus corona.

Selain itu, jamu herbal tersebut juga dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan pasien Covid-19 hingga membantu proses pemulihan.

Cerita dari warga yang mengonsumsi jamu

Pada pertengahan Agustus 2021, Rudi Yusworo, warga Desa Candimulyo, Kabupaten Jombang, dinyatakan positif Covid-19.

Ia merasakan beberapa gejala antara lain batuk, pilek, dan mengalami gangguan indra perasa.

Selama sakit, Rudi menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Selain mengikuti arahan tim medis, ia juga rutin melakukan terapi meminum jamu herbal.

Rudi menuturkan, selama sakit hingga proses pemulihan, dirinya rutin mengonsumsi jamu herbal yang diproduksi para relawan dapur umum.

"Alhamdulillah, pulih lebih cepat. Pagi satu gelas, malam satu gelas, setiap hari. Gejala-gejala berkurang setelah minum jamu," tutur Rudi kepada Kompas.com di lokasi dapur umum.

Tetap produksi meski kasus Covid-19 menurun

Perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengalami penurunan drastis sejak pertengahan September 2021.

Meski demikian, berbagai aktivitas untuk menanggulangi dan mengendalikan penyebaran Covid-19 terus dilakukan.

Aktivitas yang tampak terus dilakukan, antara lain kampanye pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan maupun upaya-upaya percepatan vaksinasi.

Selain itu, aktivitas memproduksi jamu herbal penguat imunitas tubuh di masa Pandemi Covid-19 juga terus dilakukan oleh para relawan di dapur umum RPS Dinas Sosial Kabupaten Jombang.

Relawan dapur umum dari Tagana Jombang, Hidayat mengatakan, posko dapur umum tetap diaktifkan meski perkembangan kasus Covid-19 saat ini menurun drastis.

Seiring dengan turunnya kasus Covid-19 serta tidak adanya pasien Covid-19 yang menjalani karantina di tempat isoter di 21 kecamatan, volume produksi saat ini dikurangi menjadi 200 liter perhari.

Sebelumnya, saat perkembangan kasus Covid-19 mengalami kenaikan tinggi, volume produksi jamu herbal sehari rata-rata 600 hingga 800 liter.

Hidayat mengungkapkan, posko dapur umum untuk memproduksi jamu herbal penambah imun akan tetap diaktifkan hingga Desember 2021.

Juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Jomban Budi Winarno mengatakan, mengonsumsi jamu herbal merupakan ikhtiar untuk menjaga diri agar tidak mudah terinfeksi Covid-19.

Namun, lanjut dia, kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan masih sangat diperlukan agar benar-benar bisa terhindar dari penularan Covid-19.

"Penting untuk selalu menjaga imun, di samping tetap disiplin untuk pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak," kata Budi.

Selain itu, lanjut dia, vaksinasi Covid-19 juga perlu segera dilakukan bagi siapa saja yang belum mendapatkan suntikan dosis vaksin.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/21/140403878/kisah-dari-dapur-umum-jamu-penambah-imun-di-jombang-gotong-royong-warga-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke