Salin Artikel

Kesaksian Warga yang Coba Selamatkan 11 Siswa MTs, Lihat Para Korban Berputar-putar di Pusaran Air

Permukaan airnya tampak tenang, bahkan tak beriak. Namun, di sungai tersebut, sebanyak 11 orang siswa tewas dalam kegiatan susur sungai, Jumat (15/10/2021).

Rupanya, menurut warga sekitar, sungai tersebut memiliki muara yang sangat dalam.

Di bagian bawah sungai bahkan terdapat pusaran air akibat adanya belokan sungai.

"Bahaya memang di sini, betul juga di sini tempat mancing, cuma kalau dipakai berenang, bahaya di sini kalau enggak biasa mah. Bisa-bisa terseret air di dalam dan tak bisa ke permukaan lagi," kata seorang warga bernama Dian (49).

Maman Sulaeman (55) adalah salah seorang warga sekaligus saksi mata tragedi tewasnya 11 siswa MTs Harapan Baru Ciamis dalam acara susur sungai.

Maman sendiri memiliki kolam ikan dan sebuah saung di sekitar sungai, tempat ditemukannya para korban.

Jumat (15/10/2021) siang, Maman dikejutkan dengan teriakan meminta tolong.

"Saya ini yang punya ngurus empang ini dan saya saat kejadian sehabis Jumatan, sedang di saung ini. Tiba-tiba ada yang berteriak minta tolong dari segerombolan murid dan guru yang sedang acara di sungai. Saya kaget dan langsung cek ternyata ada yang tenggelam ke muara ini," jelas Maman saat ditemui Kompas.com di lokasi kejadian, Sabtu (16/10/2021).

Maman beserta sejumlah warga lainnya pun panik dan berdatangan ke lokasi kejadian.

Beberapa di antara mereka juga sempat memanggil seorang warga bernama Muslim yang biasa berenang di muara sungai tersebut.

Muslim pun diminta menyelamatkan siswa yang tenggelam.

"Ada Muslim warga di sini yang sudah jago menyelam di muara ini langsung berupaya menyelamatkan korban dengan cara ngobeng (menyelam manual biasanya mencari ikan)," kata Maman.

Namun, rupanya upaya itu tak mudah dilakukan. Muslim justru nyaris terseret pusaran air.

"Muslim malah mengaku mau terbawa pusaran air di bawah muara itu yang dalamnya sekitar 4 meter," ungkap Maman.

Dia bahkan merasa sulit untuk kembali mencapai permukaan.

Dirinya pun melihat para korban seperti berputar-putar di pusaran air bawah muara sungai tersebut.

"Akhirnya saya memilih mencari jalan lagi dari pusaran air bawah untuk menyelamatkan diri saja. Memang di atas seperti ini seperti tenang, padahal di bawahnya berputar pusaran air sangat deras itu Pak," ujar Muslim.

Menurut Muslim, di bawah muara itu tak ada bebatuan sama sekali dan hanya tanah keras yang terbentuk oleh tekanan pusaran air.

Menurutnya para korban lama muncul ke permukaan karena terbawa memutar pusaran air dan bukan menyelip di bebatuan.

"Bukan menyelip di bebatuan, tapi di bawah memutar terbawa arus sungai pusaran air di bawah muara itu. Soalnya, saya menyelam beberapa kali di bawah itu tidak ada batu sama sekali. Batunya terempas pusaran air dan terpental ke aliran sungai yang dangkal. Nah, kalau yang dangkal sungainya itu lihat banyak batunya," kata dia.

Muslim dan Maman serta warga lainnya sempat kebingungan bagaimana caranya mengangkat korban dari pusaran air muara sungai tersebut.

Sampai akhirnya Tim SAR gabungan datang mencoba mengangkat jenazah sampai malam tadi.

"Baru dari sore sampai malam tadi, korban berhasil diangkat di bawah muara sungai pakai alat khusus. Kalau pakai cara ngobeng beberapa kali tak berhasil," ungkap Muslim.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung Kabupaten Ciamis ditemukan tewas tenggelam saat acara susur sungai Pramuka di Sungai Cileueur, Leuwi Ili Desa Utama Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis, Jumat (15/10/2021).

Seluruh korban tewas terbawa arus sungai saat acara Pramuka sekolahnya. Acara itu diikuti oleh siswa dan sejumlah guru.

Insiden tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.30 WIB.

Namun, 11 korban baru bisa dievakuasi pada malam hari.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat menuturkan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan ada beberapa siswa sekolah tersebut yang hilang usai acara susur sungai kegiatan Pramuka.

Pihaknya mendapatkan keterangan pihak sekolah bahwa ada 150 siswa bersama para guru yang turun ke sungai.

Para korban merupakan siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran usia 12 sampai 13 tahun.

Pihaknya pun bersama Tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian sejak siang sampai Jumat malam.

"Iya, pada pukul 20.05 WIB jenazah siswa yang tenggelam sudah ditemukan meninggal 10 orang. Baru sekitar pukul 21.00 WIB lebih ditemukan lagi seorang jadi total 11 orang," jelas Memet.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/17/053000978/kesaksian-warga-yang-coba-selamatkan-11-siswa-mts-lihat-para-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke