Salin Artikel

Dipecat dan Harus Hidupi Keluarga, Kakek Rusman Ingin Jadi Relawan Covid-19, Lakukan Aksi Tunggal di Jalanan

Aksi tersebut ia lakukan karena ia ingin menjadi relawan Covid-19 setelah ia diberhentikan sebagai sopir taksi di Surabaya sejak setahun lalu.

Padahal ia harus menghidup istri dan empat anaknya yang masih sekolah.

Saat beraksi, warga Desa Bedoho, Kecamatan Jiwan itu mengenakan masker dan kacamata hitam. Ia berdiri di depan patung orang berjualan pecel dan membentangkan poster.

“Saya korban PHK sepihak 15 tahun bekerja tanpa tali asih. Saya Juni 21 sudah vaksin 2X, tapi Juli 21 saya positif Covid (meski saya selalu patuh prokes 3M). Sekarang saya ingin bergabung jadi relawan Covid. Karena saya korban Covid-19 dan korban PHK sepihak. Dra Hj Khofifah, Bapak H. Achmad Dawami, Bapak H. Maidi. Tolong bantu saya (087817238832)," demikian tulisan dalam poster tersebut.

Dihubungi Kompas.com, Ruman bercerita jika ada adalah korban PHK sepihak setelah 15 tahun menjadi sopir taksi di Surabaya. Ia diberhentikan dari pekerjaannya sejak setahun lalu.

Nurman pun tak ada pemasukan. Ia berusaha mencari pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencukupi kebutuhannya.Namun semuanya menolak Rusman dengan halus.

“Saya sudah cari ke mana-mana tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Rata-rata menolak secara halus. Ada yang bilang perusahaan tidak mampu menggaji saya karena pengalaman kerja saya yang sudah lama,” kata Rusman kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2021) malam.

Karena tak ada jalan keluar ia pun nekat melakukan aksi tunggal di Jalan Pahlawan.

“Kemarin itu spontan. Selama pandemi ini saya betul-betul tidak ada kegiatan dan tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Rusman.

Sementara istrinya berjualan kue kecil-kecilan.

Ia mengakui pernah mendapatkan bantuan sembako dan lauk pauk yang habis dalam beberapa hari saja.

Karena itu ia berharap ada orang yang memeberikan pekerjaan pada dirinya. Walaipun sudah berusia 57 tahun, Rusman mengaku masih sanggup melakukan pekerjaan apapun.

“Saya kerja apa pun bisa. Saya jadi tukang kebun dan cleaning service juga bisa. Apa pun saya bersedia," tutur dia.

Sehari setelah aksinya viral di media sosial, Rusman sempat mendatangi RSUD dr Soedono Madiun.

Ia datang karena mendapatkan informasi jika rumah sakit milik Pemprov Jatim membukan lowongan menjadi relawan untuk pemulasaran jenazah pasien Covid-19.

Rusman memberanikan diri melamar menjadi relawan mengingat dirinya pernah terkena Covid-19 dan sudah mendapatkan dua kali vaksin.

Status kesehatannya diketahui setelah ia mengantar istrinya melamar pekerjaan di sebuah perusahaan dekat Bandara Juanda.

Salah satu syarat melamar adalah melampirkan surat swab dari RS. Hasilnya, istri Rusman dinyatakan positif Covid-19 pada 27 Juni 2021. Ia sendiri dinyatakan terpapar pada awal Juli 2021.

Diduga Rusman dan istrinya terpapar Covid-19 saat menumpang bus yang ramai penumpang dari Madiun ke Surabaya.

Mereka kemudian diarahkan ke RS di Surabaya. Karena penuh, mereka berdua kembali ke Madiun dan berkoordinasi dengan pihak desa.

Ia dan istri pun diisolasi di balai desa dan dinyatakan sembuh dua minggu kemudian.

“Sebenarnya mau dibawa ke rumah sakit, namun saat itu rumah sakit di Madiun penuh,” kata Rusman.

Namun semenjak istrinya pernah positif covid-19, kue jualan istrinya banyak tidak laku.

“Setelah istri saya kena positif banyak yang tidak mau membeli dan memesan kuenya lagi,” kata Rusman.

Beberapa saat kemudian, dua perempuan memarkirkan mobil itu datang lagi membawa makanan.

Tak hanya itu. Ia juga menerima tamu dari TNI, komunitas mahasiswa untuk sosial, hingga anggota Polsek Jiwan.

Seluruhnya datang memberikan bantuan sosial sembako dan tak ada satu pun yang menawarkan pekerjaan bagi dirinya.

Padahal Rusman masih harus menghidupi anak dan istrinya.

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun, Heru Kuncoro mengatakan, timnya sudah mendatangi Rusman untuk melakukan mediasi di Kantor Desa Doho, Kecamatan Jiwan, Kabupaten kemarin.

“Saya langsung perintahkan teman-teman mediator untuk menemui Pak Rusman. Pertemuan difasilitasi pemerintah Desa Doho,” kata Heru.

Ia menjelaskan timnya sedang mengumpulkan data kontrak kerja hingga BPJS Tenaga Kerja lantaran Rusman di-PHK setahun yang lalu.

Data-data yang terkumpul dikirim ke Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya untuk dicek hak-hak yang bersangkutan pasca di PHK.

Pasalnya, menurut informasi, Rusman tidak diberikan pesangon setelah PHK.

“Kalau yang bersangkutan belum menerima hak-haknya maka yang bersangkutan bisa mengadukan ke Dinas Nakertrans Surabaya,” kata Heru.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor : Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/13/172100378/dipecat-dan-harus-hidupi-keluarga-kakek-rusman-ingin-jadi-relawan-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke