Salin Artikel

Rencana Sekolah Tatap Muka di Madiun Tetap Jalan meski Muncul Klaster Hajatan dan Keluarga

Saat ini Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Madiun sudah melakukan verifikasi kesiapan sekolah untuk menggelar pendidikan tatap muka bulan depan.

“Saat ini kami sudah siap (untuk mengelar PTM). Sebelum PTM dimulai Dindik melakukan verifikasi sekolah-sekolah untuk persiapan menghadapi dimulainya pembelajaran tatap muka bulan depan,” ujar Bupati Madiun, Ahmad Dawami kepada Kompas.com, Rabu (23/6/2021) pagi.

Pria yang akrab disapa Kaji Mbing ini menuturkan, sekolah dinyatakan siap menggelar PTM bila syarat-syaratnya terpenuhi.

Beberapa persyaratan itu di antaranya, jumlah siswa, tenaga pengajar, kondisi lingkungan dan sarana prasarana.

Tak hanya itu, koordinasi antara pihak sekolah dan pemangku kebijakan di tingkat desa atau kecamatan juga penting dilakukan untuk mendukung terselenggaranya PTM di masa pandemi Covid-19.

Pasalnya penambahan kasus positif masih bisa diatasi sehingga penularannya tidak meluas.

Kaji Mbing mengatakan, untuk penanganan penambahan kasus yang menjadi klaster dilakukan dengan cara melokalisasi sehingga penularan dapat dicegah.

"Klaster bisa kami lokalisir dalam arti bila ada yang sakit langsung dirawat, yang sehat dijaga agar tidak sampai tertular,” ungkap Kaji Mbing.

Bagi sekolah yang menggelar PTM harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun.

Rekomendasi itu diberikan setelah sekolah lolos pemeriksaan lapangan dari tim satuan gugus tugas yang menilai kesiapan sekolah.

Ia menambahkan, sebanyak 32 TK, 250 SD, dan 22 SMP di Kabupaten Madiun masih dalam tahap proses pengecekan kesiapan pelaksanaan pendidikan tatap muka.

Proses visitasi akan selesai akhir bulan ini.

Hingga saat ini, total warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster keluarga tersebut sebanyak sepuluh orang.

Kepala Desa Sewulan, Sukarno yang dikonfirmasi menyatakan, munculnya klaster keluarga di wilayahnya berasal dari salah satu warganya yang positif Covid-19 lantaran memiliki mobilitas tinggi keluar daerah.

“Dimungkinan klaster dari warga kami yang memiliki mobilitas tinggi keluar daerah seperti Surabaya. Sehingga setelah salah satu warga di RT 22 ada yang terpapar begitu menjalar ke keluarga dan tetangganya akhirnya membentuk semacam klaster keluarga,” kata Sukarno.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/23/094551478/rencana-sekolah-tatap-muka-di-madiun-tetap-jalan-meski-muncul-klaster

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke