Salin Artikel

Petani Desa Ini Manfaatkan Urine Sapi untuk Berantas Hama Tikus, Begini Ceritanya...

Tidak hanya efektif memberantas hama tikus, urine sapi yang telah dicampur beberapa bahan ini diklaim mampu menyuburkan tanaman padi.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sidokumpul Suyadi mengatakan, hama tikus dan wereng memang kerap menyerang desa menjelang waktu panen.

Bahkan, petani Desa Sidokumpul tak merasakan padi yang mereka tanam sedikit pun akibat serangan hama tikus dan wereng pada 2010.

"Kemudian ada dorongan dari UPT Dinas Pertanian Gresik, mengupayakan cara untuk dapat menanggulangi hama tikus yang menyerang padi milik petani di sini, selain menggunakan setrum (jebakan tikus menggunakan aliran listrik) yang itu membahayakan," ujar Suyadi saat ditemui awak media, Kamis (17/6/2021).

Beberapa cara sesuai dengan saran dari Dinas Peternakan Gresik kemudian dicoba mulai dari penggunaan emposan hingga obat.

Namun, belum ada satu pun di antara cara tersebut yang dinilai mampu mengusir hama tikus secara maksimal, sesuai harapan para petani Desa Sidokumpul.

"Akhirnya kami diberikan pelatihan cara baru untuk dapat mengusir hama tikus, dengan cara memanfaatkan urine sapi. Bahkan mulai 2019, kami mulai mengembangkan fermentasi urine sapi ini yang juga pupuk cair," ucap Suyadi.

Suyadi menuturkan, cara pembuatan campuran urine sapi itu cukup mudah. Urine sapi dicampur empon-empon, probiotik, dan sejumlah bahan lain.

Campuran itu diaduk hingga merata lalu didiamkan. Setelah itu, campuran itu difermentasi selama 21 hari.

"Produk ini masih kita pakai di kalangan sendiri, petani lokal sini sudah memakai dan hasilnya cukup efektif," kata Suyadi.


Ke depan, Suyadi mewakili para petani yang ada di Desa Sidokumpul berharap, produk yang mereka kerjakan dapat dijual secara bebas.

Mereka berharap petani di desa lain juga bisa merasakan manfaat produk itu.

Tak hanya mampu mengusir hama tikus, produk yang diberi label Ferinsa itu diklaim bisa menyuburkan tanaman. Produk itu juga diklaim mempercepat proses fotosintesis tanaman dan memperbanyak anakan padi.

Sementara itu, Kepala Desa Sidokumpul Ahmad Ashar membenarkan, mayoritas atau sekitar 80 persen warganya berprofesi sebagai petani.

Dengan demikian, sebagai kepala desa, dirinya juga merasa sedih dan prihatin jika melihat para petani gagal panen.

"Ada sekitar 115 hektar lahan pertanian padi di sini. Bila satu hektar petani bisa menghasilkan panen enam ton, maka ada potensi 700 ton lebih gabah setiap kali panen tiba. Dengan setahun, itu bisa dua kali panen," tutur Ashar.

Untuk itu, Ashar mendukung penuh langkah yang dilakukan Gapoktan Desa Sidokumpul, yang telah berinovasi menemukan cara tepat dan efektif mengusir hama tikus.

Selain itu, petani Desa Sidokumpul masih membuat rumah burung hantu untuk dapat membantu mengusir hama tikus dari lahan pertanian.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/17/153856678/petani-desa-ini-manfaatkan-urine-sapi-untuk-berantas-hama-tikus-begini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke