Salin Artikel

Kisah Usaha Pengrajin Gitar di Aceh, Menjaga Kualitas Sambil Meraup Untung

Pengusaha muda itu memulai bisnis produksi gitar sejak 2 tahun lalu.

Karya Adnan dalam menciptakan sebuah gitar kemudian diberi nama Gitar Andrea.

Nama ini diambil dari kedua nama anaknya, yakni Andre dan Dea.

Hingga kini, merek Gitar Andrea buatan Adnan sudah semakin dikenal.

Ide awal usaha

Ide awal Adnan pada 2008 hanya untuk membuka studio musik yang juga diberi nama Andrea.

Lalu, pada 2010 Adnan memperlebar usaha dengan menjangkau reparasi gitar.

Seluruh gitar rusak milik konsumen diperbaiki di lokasi itu.

“Dari situ pengalaman membuat gitar, rusaknya begini, perbaikinya begini. Dari situ pengalaman sedikit, saya beranikan bikin gitar. Hasilnya cakap,” kata Adnan kepada Kompas.com.

Dia menyebutkan, dalam sebulan, Adnan bisa membuat tiga gitar.

Awalnya, Adnan membuat pola penjualan dengan cara menyiapkan produk gitar terlebih dahulu sebelum dijual.

Namun, sejumlah penggemar musik Tanah Air lebih memilih memesan gitar ketimbang membeli produk jadi.

“Saya ini sudah ada beberapa pre order (PO). Bahkan belum siap saya kerjakan. Saya kerja sendiri,” kata Adnan.


Ada harga, ada kualitas

Keterbatasan modal membuat Adnan bekerja sendiri memproduksi gitar itu.

Soal kualitas, menurut Adnan, dia berani bersaing dengan pabrikan.

Buktinya, sejumlah toko musik di Indonesia memesan gitar Andrea buatannya.

“Artinya mereka tahu kualitas kita, maka mereka pesan. Tapi, saya berkomitmen sementara ini tidak menjual ke toko. Saya jual ke penggemar musik saja, agar produk saya itu tidak seragam semua di pasar,” kata dia.

Ayah dua anak itu menyebutkan, sejauh ini penggemar selalu memesan langsung dengan menghubungi ke nomor teleponnya.

Menurut Adnan, harga jual gitarnya itu terbilang mahal, yaitu dari kisaran Rp 3 juta hingga Rp 10 juta.

Namun, Adnan menjamin kualitas suara yang dihasilkan, termasuk bahan yang digunakan.

“Kami gunakan merbau, semaram. Kita gunakan kayu, bukan triplek di bodi,” kata dia.

Kayu semaram yang digunakan Adnan kualitasnya sudah dijamin, karena kayu sudah disimpan dan dikeringkan selama 8 tahun.

Kayu yang sudah matang membuat kualitas gitar semakin baik.

Sejumlah musisi di Indonesia pernah memesan gitar dari Adnan.

Salah satunya, manajemen ST12, pernah membeli gitar hasil karya Adnan.

Kini, gitar akustik buatan Adnan telah menjangkau seluruh kota, mulai dari Bali hingga Solo, Jawa Tengah.

Namun, tentu pasar terbesar adalah Sumatera.

Dia berharap, ke depannya bisa memproduksi gitar dalam jumlah besar.

“Ini merek lokal yang saya yakini secara kualitas tidak kalah dengan lainnya,” kata Adnan dengan nada optimistis.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/22/191412478/kisah-usaha-pengrajin-gitar-di-aceh-menjaga-kualitas-sambil-meraup-untung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke