Salin Artikel

Kabut Asap Tipis akibat Karhutla Mulai Selimuti Kota Pekanbaru

Kabut asap ini diduga akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi disejumlah daerah di Riau.

Dari pantauan Kompas.com, kabut asap tipis di ibu kota Provinsi Riau mulai terlihat sejak tadi pagi pukul 09.00 WIB hingga sore ini. Bau kebakaran gambut terasa menyengat di hidung.

Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyebut, asap tipis tersebut bukan dari karhutla di Pekanbaru.

"Kabut asap tipis di Pekanbaru merupakan asap kiriman dari (karhutla) Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai dan Pelalawan yang dibawa angin dari timur laut," sebut Prakirawan BMKG Pekanbaru Yasir Prayuna saat diwawancarai Kompas.com, Senin sore.

Belum sampai Malaysia

Ia menyatakan, kabut asap kebakaran hutan yang terjadi di wilayah pesisir Riau, tidak berdampak ke negara tetangga, yakni Malaysia.

"Memang asap saat ini banyak di Bengkalis, Pelalawan dan Kota Dumai. Tetapi, tidak sampai ke Malaysia (asapnya). Karena angin saat ini mengarah dari timur laut ke barat daya. Tapi kalau angin dari barat daya ke laut timur bisa jadi nyeberang ke negara tetangga," jelas Yasir.

Sementara itu, Yasir menyampaikan bahwa sore ini terpantau 50 titik panas atau hotspot di wilayah Riau. Sedangkan se Sumatera, terdeteksi 118 titik.

Titik panas terdeteksi di Riau, terdapat Kabupaten Bengkalis 17 titik, Kepulauan Meranti 1 titik, Dumai 13 titik, Pelalawan 1 titik, Rokan Hilir 12 titik, dan Siak 6 titik.

Namun, penyebaran titik panas harus diwaspadai meningkat, karena saat ini sudah memasuki musim kemarau.

"Untuk Riau kita sudah memasuki musim kemarau periode pertama, kemungkinan Februari sampai April 2021. Tapi, selama itu, potensi hujan tetap ada dengan intensitas ringan atau sedang," sebut Yasir.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/23/08084671/kabut-asap-tipis-akibat-karhutla-mulai-selimuti-kota-pekanbaru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke