Salin Artikel

Awalnya Benjolan Kecil Seukuran Biji Jagung, Tiap Hari Membesar Hampir Seukuran Kepala, Ternyata Tumor

Ibunda Calista, Maria Samul menuturkan, putri kecilnya itu awalnya lahir normal, tanpa cacat apapun. Namun, di bulan ketiga muncul benjolan kecil seukuran biji jagung di punggung putri mereka.

Saat benjolan itu muncul, ia dan sang suami langsung membawa Calista ke salah satu apotek di Ruteng.

Menurut dokter kala itu, benjolan tersebut tidak berbahaya. Dokter juga meminta agar benjolan di badan Calista tidak boleh diurut.

Tidak puas dengan penjelasan dokter, Maria membawa Calista ke apotek lainnya. Penjelasan dokter di apotek itu juga sama. Benjolan itu tidak berbahaya dan diminta agar tidak boleh diurut.

Akhirnya Maria mengikuti arahan dokter. Namun, benjolan di badan Calista dari hari ke hari bertambah besar hingga hampir seukuran kepalanya. Mereka pun memutuskan untuk mencari pengobatan tradisional.

“Kebetulan ada juga yang pernah ada benjolan begitu di badan, pakai obat tradisonal, ya, sembuh. Tetapi, usaha itu juga tidak mebuahkan hasil. Sampai saat ini, benjolan di badan Calista terus bertambah besar,” ungkap Maria kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (4/1/2021).

Lantaran benjolan bertambah besar, pada November 2020 mereka memutuskan membawa Calista ke RSUD Ben Mboi Ruteng agar tumor di badannya dioperasi.

“Kami ke rumah sakit, dokter bilang harus rujuk ke Bali atau Kupang. Di RSUD Ben Mboi Ruteng tidak bisa,” kata Maria.


Pihak rumah sakit menyarankan agar mereka segera mengurus kartu BPJS untuk memudahkan biaya operasi tumor Calista.

“Kami punya (BPJS) sudah keluar semua, tinggal Calista yang belum. Mereka janji bulan Januari ini. Kami urus BPJS mandiri, sesuai arahan pihak rumah sakit,” tutur Maria.

Maria mengaku saat ini mereka tengah mengalami kendala di biaya perjalanan dan akomodasi jika harus membawa Calista ke Kupang atau Bali.

“Kalau nanti BPJS Calista keluar, kami belum bisa langsung berangkat ke Kupang atau Bali. Kami masih cari dulu uang perjalanan dan biaya hidup di sana nanti. Semoga saja ke depan ada orang baik yang bisa bantu keuarga kami,” ungkap Maria.

“Saya dan suami sangat ingin Calista dioperasi, tetapi apa daya, kondisi ekonomi tidak mampu untuk membiayai. Saya dan suami hanya buruh tani. Penghasilan kami hanya cukup untuk makan dan minum setiap hari,” tambah dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/04/13381361/awalnya-benjolan-kecil-seukuran-biji-jagung-tiap-hari-membesar-hampir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke