Salin Artikel

Stok Sampah Melimpah, Kulit Pisang, Pepaya, hingga Sabut Kelapa Diubah Jadi Pupuk Cair

Sampah yang digunakan dari jenis organik, seperti kulit buah nanas, jeruk, sayur-mayur, bonggol pisang, rebung, dan tomat.

“POC itu kita panen setelah sebelumnya difermentasi menggunakan bioaktivator selama 21 hari di Laboratorium Agribisnis, Kampus Terpadu UBB, Balun Ijuk,” kata Brema Sinuhaji, mahasiswa Prodi Agribisnis Universitas Bangka Belitung, didampingi Ani Tias Kusumaningrum, mahasiswa Prodi Biologi, di Pasar Pagi, Senin (20/7/2020).

Pengolahan sampah tersebut bagian dari program kuliah kerja nyata (KKN) berbasis lingkungan di Kelurahan Batin Tikal.

Kelurahan ini dihadapkan pada masalah sistem drainase dan sampah pasar yang menumpuk setiap harinya.

Brema menuturkan, 400 botol POC yang dipanen terdiri dari 184 botol POC kulit nanas, POC jeruk 29 botol, POC tomat 50 botol, POC campuran sayur-mayur 53 botol, POC bonggol pisang, dan rebung 84 botol.

“POC yang dikemas dalam botol itu nantinya akan kita bagikan kepada warga Kelurahan Batin Tikal, terutama Ibu-ibu PKK yang tergabung dalam Kelompok Toga. Mereka merupakan pencinta tanaman dan pelaku urban farming (pertanian di perkotaan),” tukas Brema.

Digarap mahasiswa KKN

KKN UBB Batin Tikal sendiri beranggotakan 15 mahasiswa dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Eddy Jajang J Atmaja, selama satu bulan terhitung 15 Juli hingga 19 Agustus 2020.

Selain membuat dan kemudian membagikan POC kepada warga setempat, mereka juga mempraktikkan cara pembuatannya pada anggota PKK. Termasuk juga cara penggunaan POC, baik untuk tanaman hias dan hortikultura.

Di tempat terpisah, Ketua Divisi Kemasyarakatan KKN Batin Tikal, Hamidah Siffa Garishah mengatakan, ibu-ibu rumahtangga belum banyak tahu, apalagi memanfaatkan sisa dapur berupa bahan organik sebagai POC.

"Yang terjadi justru bahan-bahan itu dibuang ke tong sampah. Padahal sampah organik selain menyuburkan tanah, juga menghasilkan banyak uang,” jelas Hamidah, mahasiswi dari Prodi Agrotek.


Menurut Hamidah, penggunaan POC pada tanah secara terus-menerus telah terbukti dapat meningkatkan kesuburan tanah dan petumbuhan tanaman.

Pemberian POC juga dapat mengubah sifat kimia tanah karena mengandung unsur hara makro, mikro dan zat pengatur tumbuh.

Muhammad Ade Pratama, mahasiswa Prodi Sosiologi UBB, menambahkan dalam dua hari terakhir ini ada penambahan bahan fermentasi POC. Yaitu sabut kelapa, kulit buah jagung dan buah naga.

“Ketiga bahan organik POC itu sudah kami fermentasi di Laboratorium Agribisnis. Panennya tiga minggu ke depan,” ujar Ade Pratama.

Tim kembali ‘terjun’ ke Pasar Pagi Pangkalpinang dan membawa sampah organik berupa kulit nangka, kulit ubi, jambu jamaika dan pepaya (katis) ke Laboratorium Agribisnis.

Sampah organik diperoleh langsung dari pedagang.

Semua bahan organik itu dibersihkan dan dicincang untuk kemudian difermentasi dalam media ember menggunakan bioaktivator.

Diperkirakan dalam tempo beberapa hari ke depan, mahasiswa KKN UBB Batin Tikal akan memanen sebanyak 400 botol POC lagi. Sehingga jumlah keseluruhan panenan POC sebanyak 800 botol.

Ketua Kelompok KKN UBB Batin Tikal Eriko mengemukakan botol plastik POC mereka peroleh itu berasal dari tempat pembuangan sampah Kampus UBB.

“Botol-botol plastik itu kami bersihkan terlebih dahulu, kemudian kami isi dengan cairan POC,” tukas Eriko.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/21/08091711/stok-sampah-melimpah-kulit-pisang-pepaya-hingga-sabut-kelapa-diubah-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke