Salin Artikel

Angka Reproduksi Covid-19 Masih di Atas 1, Sumsel Belum Bisa Terapkan New Normal

PAEI mencatat, jumlah reproduction number (RT) di Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini memang mengalami penurunan sejak empat hari terakhir, namun masih berada di atas angka 1. 

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi (PAEI) Cabang Sumsel Hibsah Ridwan menjabarkan, berdasarkan dari perhitungan mereka, pada 4 Juni 2020 angka RT berada di 1,29. Pada 8 Juni 2020 mengalami penurunan 1,23.  

Dengan demikian, Hibsah menyebutkan jika 'New Normal' belum bisa diterapkan di Sumatera Selatan.

"New normal ada persayaraatannya, yakni RT di bawah satu. Sekarang barang kali belum (untuk new normal) tapi, kalau persiapan oke," kata Hibsah dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung, Selasa (9/6/2020).

"Kalau dia (RT) tumbuh di bawah satu persen baru bisa new normal," lanjutnya. 

Dua minggu terakhir kasus Covid-19 meningkat

Hibsah menerangkan, berdasarkan rapat dari seluruh jajaran terkait perkembangan kasus Covid-19 di Sumatera Selatan, mereka memberikan rekomendasi sebanyak empat poin.

Adapun empat rekomendasi tersebut yakni, protokol kesehatan di berbagai sektor dijalankan secara maksimal dengan pengawasan yang ketat, kontak tracing yang agresif terus dilakukan, peningkatan edukasi tentang Covid-19 secara aktif dan peningkatakan pelibatan dan pemberdayaan masyrakat dalam penerapan protokol kesehatan.

Mereka mengeluarkan rekomendasi tersebut, karena adanya tren kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Sumatera Selatan.

"Tren kasus dua minggu terakhir terkonfirmasi positif mengalami peningkatan. Pada minggu ke tiga yakni 25 Mei 2020 sebanyak 812 kasus. Minggu ke satu Juni yakni pada 7 Juni 2020  menjadi 1.129 kasus," ujarnya.


Tren kematian akibat Covid-19 turun

Namun, Hibsah memberikan kabar baik. Dimana jumlah tren kasus kematian akibat Covid-19 menurun sebanyak 36,36 persen.

Dari hasil kajian mereka, total kematian sampai 6 Juni 2020 sebanyak enam orang. Kemudian pada 25 Mei 2020 sebanyak 28 orang. Sedangkan angka kematian sampai 7 Juni 2020 sebanyak 42 orang.

"Artinya penanganan pasien Covid-19 sudah cukup baik, konfirmasi kasus positif sudah cepat,"ujarnya.

Tren kasus sembuh juga mengalami peningkatan sebanyak 16,43 persen. Proporsi sembuh pada 25 Mei 2020 sebanyak 14,04 persen. Kemudian proporsi sembuh sampai 7 Juni 2020 sebanyak 30,47 persen.

Puncak Covid-19 di Sumsel pertengahan Juli

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Profesor Yuwono menjelaskan,berdasarkan hasil kajian, puncak penyebaran Covid-19 diperkirakan akan berlangsung pada pertengahan Juli 2020 mendatang.

"Sekarang bagaimana kita menekan agar puncak kurva tidak berlanjut," kata Yuwono.

Ia mengungkapkan, sangat wajar jika sampai saat ini pemerintah pusat memberikan perhatian lebih kepada Sumatera Selatan. Sebab, sebaran kasus di provinsi tersebut masih  tinggi.

Dari data yang ada Effective reproduction number (RT) khusus di Kota Palembang berada diangka 1,003 yang artinya masih ada sebaran kasus. 

"Kalau kita gagal menekan perkembangan Covid-19 sampai pertengahan Juli, maka kondisi ini  akan memanjang sampai akhir tahun," ungkapnya.


Saat ini, jumlah ODP di Sumatera Selatan sebanyak 7.071 dengan rincian 5.172 selesai pemantauan dan masih 1.899 masih dalam pemanatauan.

Kemudian, jumlah PDP sebanyak 701 orang dengan rincian selesai pengawasan 286 orang dan masih dalam pengawasan 415 orang.

Jumlah kasus positif, sebanyak 1.188 orang. Dimana Sumsel mendapatkan tambahan baru sebanyak 30 orang pada hari ini, Selasa (9/6/2020).

"30 positif tersebut berasal dari Palembang 13 orang, Banyuasin tujuh orang, PALI dua orang, Ogan ilir lima orang dan luar wilayah tiga orang,"tambah Yuwono.

Selain itu, jumlah sembuh sebanyak 444 orang dan pasien meninggal sebanyak 43 orang.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/09/20525001/angka-reproduksi-covid-19-masih-di-atas-1-sumsel-belum-bisa-terapkan-new

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke