Salin Artikel

Polemik Label Zona Hitam Surabaya, Pemprov Dianggap Sesuka Hati, Ini Akhir Ceritanya

Warna hitam menunjukkan tingginya kasus Covid-19 di daerah tersebut.

Namun, seolah tak terima, Pemerintah Kota Surabaya mempertanyakan dasar ilmiah pemberian warna tersebut kepada Pemprov Jatim.

"Ini yang bikin kita jadi bertanya, kenapa Surabaya itu (warna hitam). Seharusnya dikasih alasan-alasan di Provinsi Jatim," tutur Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser.

Ia bahkan membandingkan dan mempertanyakan kondisi Surabaya dengan Jakarta perihal pelabelan zona hitam.

"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi.

Joni mengemukakan, jumlah kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.

Sedangkan daerah dengan kasus lebih dari 1.025 menghitam dalam peta sebaran Covid-19.

Beberapa daerah lainnya di Jawa Timur pun berwarna merah pekat, seperti Sidoarjo dengan 683 kasus dan Gresik 183 kasus.

Dianggap sesuka hati, minta penjelasan

Menanggapi hal tersebut, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser meminta penjelasan pada Pemprov Jawa Timur.

Pasalnya, dia menilai tak ada indikator ilmiah untuk pelabelan zona hitam di Surabaya.

"Pertanyaan saya, Jakarta yang angkanya di atas Surabaya ada enggak warnya hitam?" tanya Fikser membandingkan.

Hingga saat ini, Fikser menyebut, DKI Jakarta tak memasang warna hitam dalam peta sebaran Covid-19 mereka.

Fikser meminta Pemprov Jatim segera memberi penjelasan lantaran pelabelan tidak bisa dilakukan sesuka hati.

"Nanti setelah warna hitam, dikasih warna apalagi? Kita hanya ingin membuka tabir pandemi ini dengan cara rapid test dan swab, lalu dipisahkan, diberikan penyembuhan di semua titik," jelas dia.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur Benny Sampirwanto mengatakan, peta Surabaya bukan berwarna hitam melainkan merah tua.

"Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," ujar Benny, Rabu (3/6/2020) malam.

Benny menjelaskan, degradasi tampilan warna Covid-19 kabupaten dan kota di Jawa Timur bisa dipantau melalui website infocovid19.jatim.go.id.

Peta sebaran akan berubah warna sesuai jumlah penambahan kasus.

Bertambahnya kasus positif hingga 2.748 kasus per 2 Juni 2020 membuat peta sebaran Surabaya dari merah berubah merah tua.

Namun ia membenarkan jika warna akan semakin tua seiring penambahan jumlah kasus.

"Semakin banyak kasus konfirmasi, warga di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna merah tua," tutur Benny.

Secara teknis, kata dia, degradasi antarwarna di website itu memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya angka 2, 4, 8 dan seterusnya.

Perubahan warga merupakan sistem otomatis yang terjadi karena penambahan angka terkonfirmasi positif Covid-19.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ghinan Salman, Achmad Faizal | Editor: David Oliver Purba, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/06/04/06060011/polemik-label-zona-hitam-surabaya-pemprov-dianggap-sesuka-hati-ini-akhir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke