Salin Artikel

Kisah Fajri dan Seragam Lusuh, Nasib Pilu Siswa SD Filial di Perbatasan

SAMARINDA, KOMPAS.com - Baju seragam kumal membalut tubuh Fajri, murid kelas I SD Filial 004 Samarinda Utara, Kalimantan Timur.

Berlokasi di Kampung Berambai, sisi timur pinggiran Samarinda, Fajri bersama teman-temannya tampak serius mendengar pelajaran sang guru, pada Selasa (12/11/2019) pagi.

Sekolah ini hanya terdiri dari dua ruang belajar dan satu ruang guru.


Ruang kelas I, II, III tampak berantakan. Tumpukan buku pelajaran disusun menyandar dinding sekat triplek.

UPDATE : Kompas.com menggalang dana untuk membantu kisah Fajri dan teman-temannya. Sumbangkan rezeki Anda, untuk seragam mereka dengan cara klik sini untuk donasi.

Patahan kaki kursi dan meja berserakan di sudut ruang.

Debu dan kotoran tanah bekas injakan kaki membekas di lantai ruangan.

Di ruang ini tersusun lima meja dan tujuh disusun tiga baris.

Dua meja paling kanan diduduki tiga murid kelas III. Di bagian tengah, tiga murid kelas II dan kiri dekat pintu tempat duduk Fajri. Dia satu-satunya murid kelas I di sekolah ini.

Ketujuh murid ini dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari satu guru. Pola belajar demikian telah berlangsung lama, sejak sekolah ini berdiri.

Di ruang sebelah, ada 10 murid dari kelas IV, V, dan VI. Kursi meja disusun dengan pola sama.

Lantai ubin terkelupas dari susunan di beberapa titik. Sisi kanan dinding kelas retak karena pondasi bergerak.

"Beginilah kondisi ruang kelas kami," ungkap Herpina, guru honorer yang mengajar di sekolah itu kepada Kompas.com.

Setiap jam istirahat siang, para murid bermain di depan halaman sekolah tanpa alas kaki. Rata-rata bersendal. Hanya satu dan dua orang memakai sepatu.

Seragam putih berubah warna kekuning-kuningan. Keringat membasahi baju seragam hingga mengering di badan.

Meski demikian, sejak berdiri 25 tahun lalu, beberapa sarjana telah lahir dari sekolah ini.

Kampung Berambai seluas 11 hektar dihuni 64 kepala keluarga hanya memiliki satu sekolah, SD Filial 004. Letaknya persis di bukit. Sisi kiri kanan ada rumah warga.

Penduduk bermukim di situ sejak 1982 rata-rata bertani dan kebun.

Awal menetap, kampung ini masuk wilayah administrasi Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini ditetapkan ibu kota negara.

Memasuki tahun 2000-an, Pemkot Samarinda memasukkan Kampung Berambai jadi wilayah administrasi Samarinda karena beberapa RT dinilai lebih dekat.

Karena ini pula dibangun SD filial yang induk sekolahnya ada di Jalan Padat Karya, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara.

Pemkot lalu membuka jalan penghubung melewati jalur Batu Besaung, 2011. Proyek semenisasi jalan menuju kampung ini distop karena Kukar menyoal.

Sempat terjadi tarik ulur perebutan kampung ini. Akhirnya, tahun 2012 keluar Surat Keputusan (SK) Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak Nomor 136/590/BKPW-C/I/2012 menyatakan milik Kukar.

Keputusan ini memberi konsekuensi nasib SD filial. Aset punya pemkot Samarinda tapi lahan milik Kutai Kertanegara.

“Katanya tidak bisa diperbaiki karena masuk wilayah Kukar. Ya, kami menunggu saja,” kata Bertha, guru honorer di sekolah ini.

Kepala Dinas Pendidikan Samarinda Asli Nuryadin mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kutai Kertanegara mencarikan solusi atas masalah ini.

“Masalahnya kami mau perbaiki tapi masuk wilayah Kukar, tersendat anggaran,” kata Asli.

Lalu dia menyarankan agar Pemkab Kukar memperbaiki dan menjadikan SD itu sebagai cabang atau filial dari SD terdekat yang ada di Kukar.

“Soal pelimpahan aset apakah bisa atau tidak, saya belum telusuri aturan mainnya,” jelasnya.

Oleh karena itu, kata Asli, akan berkonsultasi dengan Wali Kota Samarinda dan Pemkab Kukar.

UPDATE : Kompas.com menggalang dana untuk membantu kisah Fajri dan teman-temannya. Sumbangkan rezeki Anda, untuk seragam mereka dengan cara klik sini untuk donasi.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/14/16044571/kisah-fajri-dan-seragam-lusuh-nasib-pilu-siswa-sd-filial-di-perbatasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke