Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Istri Dandim Kendari Menangis Usai Sertijab | Rumah Dijual Mertua, Keluarga Sapri Merana

KOMPAS.com - Berita tentang IPDN, istri mantan Dandim Kendari yang menangis usai acara serah terima jabatan suaminya, Kolonel Inf Hendi Suhendi, menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada hari kemarin, Minggu (13/10/2019).

Ketegaran dan keiklhasan Kolonel Hendi terungkap saat mengakui perbuatan IPDN mengunggah konten negatif terkait insiden penusukan Menko Polhukam Wiranto adalah kesalahan yang harus diambil hikmahnya. 

Perbuatan istrinya tersebut berujung pencopotan jabatan sebagai Dandim Kendari yang baru dijalani Hendi selama 3 bulan.

Sementara itu, terkait penyerangan terhadap Wiranto, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa adan jaringan tertentu yang terlibat.

Gatot mengajak masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan dan konfirmasi dari pihak berwajib.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

Istri mantan Dandim Kendari, IPDN, hanya bisa menangis usai jabatan suaminya sebagai Dandim Kendari dicopot, Sabtu (12/10/2019).

Usai acara sertijab yang digelar di Aula Sudirman Markas Komando Resor Militer Kendari, Sulawesi Tenggara, Kololnel Hendi tampak tegar dan mengakui bahwa keluarganya mengambil hikmah dari kasus tersebut.

"Ambil hikmah buat kita semua," kata Hendi kepada sejumlah wartawan.

Pada saat itu, Kolonel Hendi pun tampak mendampingi istrinya yang hanya tertunduk sambil sesekali menyeka air matanya saat menyalami sejumlah tamu undangan.

Kasus unggahan berisi konten negatif tentang punusukan Wiranto berujung pemecatan dan penahanan Kolonel Hendi sebagai Dandim Kendari.

Namun, bagi Kolonel Hendi, penghormatan dan kepatuhan kepada pimpinan merupakan wujud kesetiaan sebagai prajurit TNI.

"Sekali lagi saya mau katakan bahwa saya prajurit setia dan kesatria yang dididik bertanggungjawab dan patuh pada perintah komando," ujarnya.
Seperti diketahui, selain dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dari jabatan Kodim 1417 Kendari, Hendi juga diganjar sanksi militer, yaitu penahanan ringan selama 14 hari.

Sementara itu, sang istri hanya bisa tertunduk dan menangis selama acara serah terima jabatan tersebut.

Terkait kasus penusukan Wiranto, Gatot meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menyimpulkan apalagi sampai berspekulasi.

"Sekarang kan masih penyelidikan. Kita tunggu saja pernyataan resmi dari pihak berwajib. Bisa dari Kapolri atau dari Kemenkopolhukam," kata Gatot di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (12/10/2019).

Menurut Gatot, dugaan adanya jaringan tertentu yang terlibat dalam peristiwa di Pandeglang, Banten, itu masih terlalu dini untuk disimpulkan.

Diriya juga berharap kasus itu tidak dipersepsikan terlalu jauh agar tidak mempersepsikan buruk pihak tertentu.

Kepanikan melanda warga di Desa Lelingulan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.

Pasalnya, ratusan ikan serta berbagai jenis biota laut lainnya di pantai desa tersebut tiba-tiba terdampar dan mati.

Pada saat yang bersamaan, fenomena itu terjadi di tengah situasi Maluku yang terus dilanda gempa susulan.

Hal itu membuat warga di wilayah tersebut menjadi resah. Warga pun ada yang mulai menghubung-hubungkan fenomena alam tersebut dengan kejadian bencana.

Herman Barutresia, salah seorang warga Tanimbar Utara yang dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (13/10/2019) mengaku, sejak ikan-ikan dan biota laut itu ditemukan mati terdampar, warga mulai dihantui rasa khawatir.

“Kejadiannya itu baru Sabtu kemarin, cuma masalahnya kita khawatir karena beredar informasi kejadian itu berkaitan dengan gejala alam,” ujarnya.

Sapri, istrinya Lena, dan empat anaknya harus rela tinggal di sebuah gubuk berdinding seng bekas mirip kandang ayam, di Jalan Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Buruknya kondisi ekonomi keluarga Sapri telah membuat keluarga itu bertahan hidup seadanya. Masa depan anak tertua dalam keluarga itu juga terenggut, dia sudah putus sekolah.

Kondisi itu juga tengah mengancam si adik yang kini duduk di sekolah menengah pertama kelas VII.

Sebenarnya, keluarga ini merupakan warga Siantan Hulu, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun terpaksa pindah ke gubuk itu, setelah rumah yang sebelumnya ditempati dijual bapak mertuanya 2 bulan lalu.

Sumber: KOMPAS.com (Hendra Cipta, Rahmat Rahman Patty, Heru Dahnur, Michael Hangga Wismabrata)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/14/06230001/-populer-nusantara-istri-dandim-kendari-menangis-usai-sertijab-rumah-dijual

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke