Salin Artikel

Kabut Asap Kebakaran Hutan, Menyebar ke Perbatasan Malaysia hingga Siswa Sekolah Dipulangkan

Kepada Kompas.com, Elis bercerita jarang menggunakan masker walaupun kabut asap cukup pekat di lingkungannya sejak sepekan terakhir.

"Saya memang jarang pakai masker, karena saya sehari-hari cuma ke warung dekat rumah saja," ujar Elis, Jumat (6/9/2019).

Tidak hanya Elis, dua anaknya Hafiz (11) dan Fiki (9) juga mengalami demam akibat terpapar kabut asap. Bahkan kedua anaknya sempat libur sekolah karena sakit dan mengaku sulit tidur karena terganggu asap.

Akibat kabut asap, warga berbondong-bondong ke puskesmas untuk berobat.

Pantauan Kompas.com, Senin (9/9/2019), warga cukup ramai mengantre berobat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo di Jalan Garuda, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

Restawati (56), warga Kelurahan Delima mengaku jarang membuka pintu rumah pada pagi hari karena kabut asap sangat pekat.

"Biasa jam 5 subuh sudah buka pintu. Tapi, sejak kabut asap parah, kadang jam 10 pagi baru buka pintu. Dalam rumah pun asap juga masuk," sebut dia.

"Ini kami keluar rumah karena pergi berobat saja. Kalau enggak kami di rumah saja. Asapnya bikin sesak napas. Batuk yang membuat tenggorokan sakit. Jadi harus pakai masker biar aman," tutur dia.

Bahkan sebaran asap kebakaran hutan hingga ke perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia.

"Hasil pantauan BMKG dan ASMC (ASEAN Specialized Meteorological Centre) pada 7 September 2019, terdeteksi transboundary haze (asap lintas batas) di wilayah perbatasan antara Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia," kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Agus Wibowo, melalui keterangan tertulis, Minggu (8/9/2019).

Meski demikian, BNPB memastikan kabut asap kebakaran hutan tidak akan meluas ke Singapura dan Semenanjung Malaysia.

Hingga 7 September 2019 tercatat ada sejumlah titik api atau hotspot kategori sedang dan tinggi di enam provinsi prioritas.

Enam provinsi tersebut yaitu, Riau dengan 201 titik api, Jambi 84 titik api, Sumatera Selatan 126 titik, Kalimantan Barat 660 titik, Kalimantan Tengah 482 titik, dan Kalimantan Selatan 46 titik api.

Pantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hingga 8 September 2019 pukul 07.00 WIB, titik api masih terjadi di beberapa wilayah seperti, Riau 85 titik, Jambi 127 titik, Sumatera Selatan 52 titik, Kalimantan Barat 782 titik, Kalimantan Tengah 544 titik dan Kalimantan Selatan 66 titik.

Sementara itu, Senin (9/9/2019), BMKG Pekanbaru mencatat ada 289 titik panas di Riau dengan total titik panas yang terdeteksi di wilayah Sumatera sebanyak 1.278 titik.

"Untuk wilayah Sumatera, yang cukup banyak titik hotspot pagi ini, yakni Jambi 504 titik, Sumsel 332 titik, dan Riau 289 titik," kata Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru Gita Dewi Siregar kepada Kompas.com, Senin.

Untuk di Riau, ada empat wilayah yang dilanda kabut asap, yakni Kota Pekanbaru, dengan jarak pandang 2 kilometer.

Kemudian, Kabupaten Pelalawan jarak pandang 3 kilometer, Kota Dumai 3 Kilometer dan Indragiri Hulu (Inhu) 3 kilometer.

"Setelah mengadakan rapat, maka kami putuskan untuk memulangkan anak-anak, karena keadaan kabut asap cukup pekat," sebut Indrayadi, Wakil Kurikulum MtsN 1 Pekanbaru.

Ia mengatakan apabila kabut asap semakin pekat, maka pihak sekolah akan meliburkan siswanya.

Sementara itu di Palembang, Dinas Pendidikan Sumatera Selatan membuat kebijakan akan memundurkan jam belajar di sekolah jika kondisi kabut asap masih terus terjadi di Palembang.

Rekomendasi dari Dinas Kesehatan akan menjadi acuan mereka untuk memundurkan jam belajar sekolah.

"Jika ternyata membahayakan, kami baru akan geser jam sekolah. Atau belajarnya ke siang," kata Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Widodo, Jumat (6/9/2019).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nuraini mengatakan, posko didirikan sebagai upaya pencegahan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

"Tim kesehatan akan selalu siaga di posko itu. 17 Kabupaten/Kota sudah diinstruksikan mendirikan posko. Setiap warga yang mengeluh akan langsung ditindaklanjuti," kata Lesty, Jumat (6/9/2019).

Sementara di Kalimantan Selatan, Dinas Kesehatan mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, karena kualitas udara di sejumlah wilayah di provinsi tersebut kian memburuk.

Imbauan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah adalah untuk mengantisipasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Kalau kabut asapnya begini, kualitas udara sudah pasti memburuk. Untuk sementara kami imbau warga kurangi aktivitas di luar rumah," ujar Kadis Kesehatan Kalsel HM Muslim saat dihubungi, Sabtu (7/9/2019).

SUMBER: KOMPAS.com (Idon Tanjung, Fitria Chusna Farisa, Aji YK Putra, Andi Muhammad Haswar)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/10/06360031/kabut-asap-kebakaran-hutan-menyebar-ke-perbatasan-malaysia-hingga-siswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke