Salin Artikel

Cara Bupati Madiun Tutup Prostitusi Setengah Abad, Menyamar Jadi Pelanggan hingga Beri Pekerjaan

Tak hanya menyidak, Kaji Mbing yang belum genap menjabat sebagai Bupati Madiun setahun rela menyamar berpura-pura menjadi pelanggan pekerja seks komersial di area lokalisasi.

Kenekatan Bupati Kaji Mbing menyamar menjadi pelanggan bukan tanpa sebab. Ia ingin memastikan lokalisasi yang sudah berpuluh-puluh tahun masih beroperasi atau sebaliknya.

"Saya menyamar jadi pelanggan biar saya mendapatkan keyakinan pasti kalau lokalisasi itu benar-benar masih beroperasi," jelas Kaji Mbing kepada Kompas.com, Kamis ( 8/8/2019).

Ia nekat menyamar lantaran beberapa titik lokalisasi sebelumnya sudah diperingatkan aparat Satpol PP untuk ditutup secara permanen. Namun, rupanya peringatan itu tidak dihiraukan pemilik warung.

Tak hanya itu, jumlah penderita HIV/AIDS di daerah yang memiliki lokalisasi prostitusi, tertinggi di Kabupaten Madiun.

Ia merincikan, pengidap HIV/AIDS tertinggi pertama di Kabupaten Madiun berada di Kecamatan Jiwan sebanyak 117 orang diikuti Kecamatan Saradan, 76 orang, dan Kecamatan Pilangkenceng sebanyak 74 orang.

Saat menyamar jadi pelanggan, Kaji Mbing bermula dalam perjalanan pulang dari dinas di Malang. Setibanya di warung dan lapak di pinggir jalan di wilayah Kecamatan Saradan, Kaji Mbing menghentikan laju kendaraanya.

Di lokasi itu, ia mendapatkan informasi adanya praktek prostitusi terselubung yang berlangsung di warung berkedok jualan kopi.

Tak ingin ketahuan jati dirinya sebagai Bupati Madiun, ia langsung berganti pakaian mengenakan kaos dipadu celana jins.

"Setibanya di warung itu saya langsung ditawari. Saya bilang besok baru kembali lagi. Biar saya siap-siap dulu," kata Kaji Mbing.

Setelah memastikan warung itu sebagai lokalisasi, pagi harinya ia bersama tim Satpol-PP menutup belasan warung yang berada dipinggir ruas jalan Surabaya-Madiun.

Tak hanya di pinggir jalan, Bupati Kaji Mbing juga mendatangi lokalisasi yang berada di area pekuburan China di Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan dan Pasar Muneng, Kecamatan Pilangkenceng.

Tak beda di Saradan, saat menyamar berpura-pura menjadi pelanggan ia ditawari PSK.

"Tengah malam ke lokasi Pekuburan China saya naik sepeda motor. Di sana saya juga ditawari," kenang Kaji Mbing.

Sementara di lokalisasi di Pasar Muneng, Kaji Mbing juga masuk lokasi saat ramai-ramainya pengunjung. Beruntung saat masuk di area lokalisasi tidak ada satupun orang yang mengenalnya.

"Mereka tidak tahu kalau saya bupati," kata Kaji Mbing.

Kaji Mbing menambahkan area prostitusi di Pasar Muneng tergolong unik. Tempat yang digunakan untuk bermain menggunakan kotak terbuat dari teriplek berukuran dua kali satu meter.

Kotak dibentuk seperti meja namun di bawahnya ditutup triplek dan diberi pintu khusus.

Di dalam kotak itu terdapat kasur,bantal hingga sabun cuci. Tak hanya itu, ditemukan kipas angin hingga ember kecil.

Berikan pekerjaan

Meski menutup lokalisasi, Bupati Madiun Ahmad Dawami tak menghukum pelakunya. Ia malah memberikan pekerjaan bagi pekerja seks komerisal yang tinggal di Kabupaten Madiun untuk berwira usaha.

"Kita tidak boleh membenci pelakunya. Tetapi yang harus dibenci maksiatnya bukan orangnya," kata Kaji Mbing.

Bagi Kaji Mbing, pelaku PSK yang diberikan pekerjaan akan membuat mereka tidak kembali kejalan yang tidak benar.

Saya kasihan sama orangnya. Mereka seperti tidak menikmati hidup dengan jalan hidup seperti itu. Kalau tidak kasihan saya tidak akan tutup lokalisasi tersebut," jelas Bupati Kaji Mbing.

Ia menargetkan tahun ini Kabupaten Madiun harus bersih dari prostitusi sesuai visi dan misinya. Ia memastikan tiga lokalisasi yang beroperasi sudah setengah abad lebih itu permanen ditutup. 

https://regional.kompas.com/read/2019/08/08/16231561/cara-bupati-madiun-tutup-prostitusi-setengah-abad-menyamar-jadi-pelanggan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke